DALAM lelaku politiknya, Anies Baswedan sebagai calon presiden telah menjadi perbincangan hangat seiring perkembangan elektabilitasnya yang kompleks. Retorika politik yang memikat dan dukungan dari kelompok tertentu yang merupakan bagian terbesar pemilih militan salah satu calon kuat di pilpres 2019, menjadi modal pokok elektoralnya.
Tetapi, di sisi lain, kebijakan kontroversial dan kinerja pemerintah yang dipertanyakan semasa Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta telah turut membentuk narasi yang memengaruhi opini publik terhadapnya.
Jejak kepemimpinan Anies sebagai gubernur memainkan peran sentral dalam cara masyarakat menilai kemampuannya memimpin. Bagaimana dia menangani isu-isu kritis seperti transportasi, pendidikan, dan lingkungan, telah dengan sepadan membentuk persepsi publik terhadapnya.
Sementara visi perubahan yang diusungnya menjadi faktor penguat; karena langsung menjadi antitesa kebijakan Jokowi dengan program IKN-nya yang banyak orang tahu dua paslon lainnya, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud, justru pasang badan untuk itu. Elektabilitas Anies bisa jungkit oleh kelompok pemilih yang anti-keberlanjutan, namun sekaligus membawa risiko serius jika kemudian visi itu dianggap tidak realistis.
Menariknya, dengan elektabilitas yang cenderung rendah di antara ketiga paslon, AMIN kerap sesumbar akan mengulang sejarah pemilihan gubernur DKI di mana Anies menang walau elektabilitasnya selalu di urutan buncit.
Sesungguhnya AMIN tak perlu membuat tangkisan semacam itu karena elektabilitas hanyalah salah satu faktor yang memengaruhi hasil pemilihan. Pada beberapa kasus, seperti terjadi pada pilgub DKI sendiri, hasil pemilihan tidak selalu sejalan dengan tingkat elektabilitas yang tinggi. Faktor lain seperti strategi kampanye, dukungan politik, dan dinamika politik lokal juga memainkan peran penting.
Jika Anies Baswedan berhasil mengimplementasikan kebijakan yang dianggap sukses oleh masyarakat, seperti peningkatan infrastruktur atau program kesejahteraan, elektabilitasnya akan dengan sendirinya terdongkrak hingga hari pencoblosan 14 Februari nanti.
Meraih dukungan dari kelompok kunci, seperti organisasi masyarakat atau partai politik, akan memberikan kekuatan tambahan pada elektabilitasnya.
Kebijakan yang kontroversial atau tidak populer di kalangan masyarakat bisa mengikis elektabilitas. Contoh, kebijakan lingkungan yang dianggap merugikan sektor tertentu.
Retorika yang meyakinkan dan kemampuan komunikasi yang efektif merupakan senjata utama Anies Baswedan dalam membangun dukungan publik.
Data survei opini publik yang dilakukan terkini mencerminkan bahwa tingkat persetujuan terhadap Anies secara signifikan meningkat ketika masyarakat merespon positif terhadap pesan-pesan dan visi yang disampaikannya.
Menurut survei yang dilakukan oleh lembaga riset terkemuka, pada rentang waktu tertentu, sekitar 70% responden menilai retorika Anies sebagai meyakinkan, sementara lebih dari 60% menyatakan bahwa komunikasinya terkait visi dan misi memiliki dampak positif pada persepsi mereka terhadap kepemimpinan calon presiden ini.
Data tersebut mencerminkan bagaimana kemampuan Anies dalam menyampaikan pesan-pesan perubahan dan inovatif secara efektif mampu menciptakan daya tarik yang kuat di mata masyarakat.
Sebagai contoh, pidato Anies yang fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat atau program-program pembangunan yang inklusif mendapatkan tanggapan positif, seiring dengan pengakuan bahwa kemampuan komunikasinya berdampak pada peningkatan elektabilitas.
Selain itu, analisis data dari berbagai platform media sosial juga mencatat tingkat interaksi yang tinggi terhadap konten-konten yang berkaitan dengan retorika Anies.
Jumlah like, share, dan komentar yang positif membuktikan bahwa pesan-pesan Anies berhasil meresap dan mendapatkan respons positif dari masyarakat luas.
Dengan begitu, retorika yang kuat dan komunikasi yang efektif tidak berhenti sebagai aspek subyektif semata, melainkan mesti didorong lagi oleh data konkret yang mencerminkan dukungan kuat dari publik.
Seiring berjalannya waktu, tantangan bagi Anies adalah mempertahankan momentum positif ini dan terus meningkatkan komunikasi yang relevan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.#