JAWA BARAT- Ikrar setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dilakukan oleh sebanyak 40 orang narapidana terorisme (napiter) di Lapas Narkotika Kelas IIA dan Lapas Khusus Kelas II A, Gunungsindur, Bogor.
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyaksikan langsung sebanyak 40 napiter mengucapkan ikrar setia NKRI.
“Jadi kita bersyukur tentunya program sinergisitas di antara kementerian lembaga di dalam upaya-upaya program ini khususnya di dalam lapas telah memberikan sebuah dampak yang menggembirakan. Peran aktif dari kementerian/lembaga terkait dalam program kegiatan deradikalisasi diharapkan mengoptimalkan hasil yang didapat demi Indonesia harmoni dan toleran,” ucap Boy Rafli Amar di Lapas Narkotika Kelas II A Gunung Sindur, Bogor, Senin (15/8/2022).
Menurutnya, apa yang dilakukan 40 napiter ini adalah sebuah proses yang dilakukan dalam proses pembinaan di dalam lapas. Tidak hanya dilakukan di dalam Lapas Gunung Sindur saja, tetapi juga di sejumlah lapas lainnya dilaksanakan program-program deradikalisasi, seperti di Nusakambangan.
“Jadi proses ini setiap tahun upayakan dan ini adalah sebuah indikator bahwa upaya dalam membangun kembali semangat kecintaan terhadap negara di kalangan warga binaan setidak-tidaknya bisa kita lihat dalam proses yang sama-sama kita saksikan pada hari ini,” ujar mantan Kapolda Papua ini.
Lebih lanjut, Kepala BNPT menjelaskan bahwa ideologi terorisme selama ini telah mengajak individu atau kelompok untuk memusuhi negaranya sendiri, intoleransi dan membenci terhadap orang lain. “Tentunya hal tersebut bukanlah jati diri bangsa Indonesia dan tidak diajarkan pula dalam agama yang kita yakini,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya program deradikalisasi yang dijalankan para warga binaan itu sendiri setidaknya terdiri beberapa macam kegiatan seperti kegiatan wawasan kebangsaan, wawasan keagamaan, dan psikologi.
“Memang tidak bisa membandingkan dengan semudah membalikkan telapak tangan. Prosesnya harus tetap terus berjalan secara berkesinambungan. Jadi (pembinaan) terhadap mereka (napiter) sesuai dengan tanggal masuknya. Tapi pada prinsipnya dengan statusnya sudah sebagai narapidana pasti diikutkan dalam program deradikalisasi,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.
Untuk itu Kepala BNPT pun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah turut serta mensukseskan program deradikalisasi tersebut kepada para warga binaan terorisme dan berharap pembinaan melalui program deradikalsasi ini terus berkesinambungan.
“Kami berharap pembinaan melalui program deradikalsiasi ini berkesinambungan baik yang ada di dalam Lapas dapat terus berlanjut hingga ke luar Lapas. Mari bersama-sama kita tekan angka terorisme dan sel amatkan bangsa kita dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik dari paham-paham radikal terorisme,” ujarnya.
Karena menurut Kepala BNPT, nantinya jika para warga binaan tersebut telah bebas dari lapas, maka juga akan dilakukan pembinaan lanjutan di luar lapas.
“Jadi program setelah keluar dari lapas akan terus berlanjut saat mereka berada di masyarakat. Yang penting kita pastikan bahwa teman-teman kita itu senantiasa dalam rangka berpikir positif untuk kebaikan bangsa dan negara ini,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi (Dirbinapi Latkerpro) Ditjen PAS Kemenkum HAM, Thurman SM Hutapea, mengatakan bahwa apa yang dilakukan 40 warga binaan tersebut merupakan suatu bukti nyata proses pembinaan dengan program deradikalisasi.
“Tentunya hal itu juga tidak terlepas dari kerjasama maupun kerja keras yang sudah terbangun dengan baik, sinergitas yang telah terbangun dengan baik dengan pihak BNPT bersama jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Ini juga sebagai hadiah ulang tahun ke 77 tahun Republik Indonesia,” ujar Thurman.
Menurutnya apa yang dilakukan para napi dalam mengucap setia kepada NKRI ini juga merupakan bentuk keberhasilan para petugas lapas (pamong/wali) bersama BNPT dan pihak terkait lainnya dalam melakukan berbagai upaya pendekatan secara humanis dan berbagai pengalaman yang dimiliki para petugas selama ini kepada para warga binaan pemasyarakatan.
“Karena pengalaman itu adalah soko guru. Jadi ini para pamong-pamong kita sudah sangat berpengalaman dalam menghadapi para narapidana dari berbagai macam golongan. Selain itu tentunya juga tidak terlepas dari profiling yang dilakukan oleh teman-teman dari BNPT dan juga Densus 88 Anti Teror Polri. Jadi sinergisitas itulah yang kami bangun sehingga informasi-informasi itulah yang menjadi bahan atau dasar awal untuk melakukan program pembinaan kepada yang bersangkutan,” katanya .
Turut hadir mendampingi Kepala BNPT yakni Sekretaris Utama (Sestama) Mayjen TNI Dedi Sambowo, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Nisan Setiadi, Direktur Deradikalisasi Prof Dr. Irfan Idris, Direktur Kerjasama Bilateral Brigjen Pol Kris Erlangga, Kepala Biro Umum Marsma TNI Fanfan Infansyah, Kasubdit Bina Dalam Lapas Kolonel Czi. Roedy Widodo, dan para staf lainnya.
Tampak hadir pula, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kakanwil Kemenkumham Jabar Maulidi Hilal, Kalapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur Damari dan Kalapas Khusus Kelas II A Gunung Sindur Mujiarto dan para staf. (Red).