PUSARAN.CO-Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajeckshah, meluncurkan buku kumpulan puisi penyair lima kota bertajuk “Politik Indonesia Dalam Puisi” yang diterbitkan Forum sastrawan Deli Serdang (FOSAD), Senin (1/4). Acara yang berlangsung di D’Coffee Kedan, Jalan Wahid Hasyim Medan itu, atas dukungan penuh dari Hamdani Syahputra, S.Sos., Caleg DPRD Sumut dari Partai Bulan Bintang.
Menurut Wagubsu Musa Rajeckshah, apa yang telah dilakukan Fosad dengan menerbitkan buku puisi berjudul “Politik Indonesia Dalam Puisi” ini patut diapresiasi. “Semoga penerbitan buku ini diikuti dengan penerbitan buku-buku sastra lainnya,” ujar Wagubsu, yang akrab dipanggil Ijeck.
Dalam sambutannya, Wagubsu juga menyatakan kesepakatannya dengan para seniman bahwa Sumatera Utara memerlukan tempat berkreasi dan berekspressi yang lebih memadai dari apa yang sudah ada selama ini. “Saya sudah merencanakan untuk menjadikan lokasi PRSU menjadi tempat yang lebih representatif bagi para seniman untuk berkreasi,” katanya, yang disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.
Ke depan, katanya, Pemprov Sumut berupaya hadir dalam setiap kegiatan kebudayaan di daerahnya. “Kalau selama ini ada kesan pemerintah tidak hadir dalam kegiatan kebudayaan, maka ke depannya Pemprov Sumut berupaya hadir. Untuk itu, bantu kami dengan saran dan kritikan positip, mari kita bergandeng tangan mewujudkan Sumut Bermartabat.”
Dalam kesempatan itu, Wagubsu juga ikut membacakan salah satu puisi di dalam buku antologi tersebut berjudul “Kepada Tuan” karya Asro Kamal Rokan, penyair nasional asal Batubara, yang juga anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat itu. “Ini untuk pertama kalinya saya membaca puisi, di depan umum pula,” katanya.
Peluncuran buku “Politik Indonesia Dalam Puisi” ini diawali dengan diskusi yang menghadirkan dua orang pembicara, yakni ahli Hukum dan Caleg DPD RI dari Sumut, Dr. Abdul Hakim Siagian, SH, M.Hum., serta Dosen FKIP UISU, Drs. Mihar Harahap, MM.
Dalam diskusi yang dipandu Choking Susilo Sakeh itu, Abdul Hakim Siagian menyoroti persoalan filsafat, moral, hukum dan estetika dalam politik dan seni. Sedang Mihar Harahap lebih banyak menyinggung aspek-aspek kebahasaan dalam puisi-puisi yang dituangkan para penyair di dalam buku antologi tersebut. Sedangkan sejumlah penanggap, umumnya mempersoalkan masalah kebebasan berekspresi yang belakangan ini terasa semakin dikekang.
Acara peluncuran dan diskusi buku ini, selain dihadiri sejumlah pejabat instansi dinas terkait serta kalangan pengusaha, juga dihadiri sejumlah penyair/seniman penggiat dan pencinta seni di Sumatera Utara diantaranya Zaidan BS, Jaya Arjuna, Porman Wilson Manalu, Dr. Umar Zein, Dr. Immanuel Ginting, Ketua DKM Rianto Aghly, Mansyur Nasution, Saripuddin Lubis, M. Yatim Mustafa, Darma Lubis, Tengku Zainuddin, Dr Arifin Saleh Siregar, Sulaiman Sambas, Sayed Din Hidayat dan puluhan seniman lain.
Menurut Ketua Majelis Kesenian Medan, Choking Susilo Sakeh, selaku penyelenggara acara, baru kali inilah di Sumatera Utara acara peluncuran buku puisi dibuka dan dihadiri oleh Wakil Gubernur. “Atas apresiasi Bapak Musa Rajeckshah tersebut, Majelis Kesenian Medan dan Forum Sastrawan Deli Serdang menyampaikan terima kasih,” ujar Choking.
Dalam kesempatan itu, penyair Sulaiman Sambas membacakan puisi dengan gaya senandung Asahan. Sedangkan penyair Sugeng Satya Dharma membacakan satu puisi karyanya sebagai hadiah ulang tahun untuk Wagubsu Musa Rajeckshah yang genap berusia 45 tahun pada 1 April 2019. Puisi Sugeng tersebut, yang dibuat sketsa dan bingkainya oleh Nurul Trianda, perupa Muda dari Unimed, kemudian diserahkan kepada Wagubsu, sebelum kemudian H. Mahyuddin Lubis, ustadz yang juga penyair, membacakan doa penutup. (rls)