pusaran.co – Sejak pagi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon Kantor Wilayah Kemenkumham Banten, sebagian warga binaan sudah menjalankan aktivitas di Aula Kegiatan Kerja (Giatja). Selain menjadi tempat pelatihan, Bangunan yang memiliki halaman cukup luas untuk nongkrong ini juga memiliki kantin yang menawarkan berbagai kuliner lezat.
Salah satu yang menjadi jajanan andalan, dan selalu laris adalah Rotibui. Roti ini diproduksi oleh satu Unit Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA CIlegon, dan merupakan bentuk nyata pembinaan kepada para warga binaannya.
Roti kaya akan butter, menjadi lebih nikmat karena di bagian permukaannya diberi lapisan beraroma moka. Ketika baru matang maka permukaannya akan terasa renyah dan kering, sedangkan tekstur bagian dalam lembut. Paduan manis dan gurihnya menyatu di lidah. Rotibui merupakan jenis coffee bun dengan resep asli yang berasal dari Meksiko.
Tren roti modern, memang sedang diminati di kalangan warga kota besar, termasuk mereka yang kini menjadi warga binaan di Lapas Cilegon. Untuk saat ini pemesan masih berasal dari Warga Binaan sendiri.
“Rotibui rasanya mirip Rotiboy, saya merasa seperti sedang jajan dan menikmati roti di luar penjara ketika menyantap roti ini dengan kopi hangat,” ungkap salah satu warga binaan berinisial AG saat menikmati sarapan, Selasa (14/06) pagi.
Melihat potensi pasar, Kepala Seksi Kegiatan Kerja Aditya Jatari menyebut bahwa tidak menutup kemungkinan jika produk asli warga binaan Lapas Cilegon ini akan merambah pasar yang lebih luas.
“Untuk saat ini memang dipasarkan di lingkungan lapas saja. Mungkin nanti kedepan, kita akan mencoba memasarkan dengan jangkauan yang lebih luas,” ujarnya.
Tak hanya Rotibui saja yang dihasilkan warga binaan yang tergabung dalam pojok tataboga di Giatja Lapas Cilegon. Ada 3 menu pokok yang wajib mereka buat, yaitu Onde-onde, Donut dan roti goreng. Semua dijual dengan harga terjangkau. Semua jenis Roti yang dijual, dapat dibeli dengan harga mulai dari tiga ribu rupiah.
Setiap harinya, Unit Kegiatan Kerja Tata Boga Lapas Kelas IIA Cilegon, mampu menjual 300 buah untuk masing-masing jenis roti yang diproduksi. Kalapas Kelas IIA Cilegon mengapresiasi pencapaian ini. “Saya kagum dengan produktivitas warga binaan di unit tata boga ini, kelak keterampilan yang mereka miliki ini dapat berguna ketika sudah bebas di luar,” ungkap Sudirman Jaya selaku Kalapas Kelas IIA Cilegon.(Pik/Dede)