Jakarta – Industri fintech p2p lending melalui Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memperluas akses penyaluran pinjaman melalui program Solusi dan Konsultasi Pembiayaan dan Investasi (SKOPI). Hal ini berkat kerja sama yang dijalin asosiasi bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM).
Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah mengatakan, bersama sejumlah asosiasi, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, AFPI turut mendukung program UMKM Juara dengan Digital yang diusung oleh Kemenkop UKM. Kerja sama melalui program SKOPI ini memungkinkan fintech lending mendukung pendanaan, permodalan dan akses informasi perkreditan kepada usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
“AFPI bersyukur dapat terlibat dalam program UMKM Juara dengan Digital dari Kemenkop dan UKM melalui penandatanganan nota kesepahaman peluncuran SKOPI. Ini menjadi bukti bahwa industri fintech pendanaan terus berkomitmen untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat unbanked dan underserved, khususnya UMKM,” kata Kuseryansyah dalam keterangannya, Jumat (12/8/202).
Penandatanganan nota kesepahaman AFPI dengan Kemenkop UKM ini disaksikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
SKOPI merupakan platform alternatif akses pembiayaan dan konsultasi secara online kepada UMKM dalam upaya mendorong peningkatan pertumbuhan kredit dan inklusi keuangan nasional di sektor UMKM. SKOPI menghubungkan UMKM dengan para penyedia layanan lembaga jasa keuangan dan penyedia jasa penilaian kredit.
SKOPI dikembangkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk mendorong literasi keuangan. Termasuk memperluas akses pembiayaan dan investasi UMKM guna mendukung inklusi keuangan mencapai 90% pada tahun 2024.
Kuseryansyah mengatakan, kemajuan ekonomi nasional ke depan ditentukan jika semua pihak bisa adaptif dan mampu memanfaatkan teknologi digital sebaik mungkin. Apalagi selama pandemi transaksi UMKM di pasar online meningkat 26%, terdapat 3,1 juta transaksi per hari.
Dua tahun pandemi ini mendorong usaha mikro kecil dan menengah bertransformasi digital, ada 19 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital atau tumbuh sekitar 137% dari sebelum pandemi. Kemenkop UKM optimis target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024 dapat tercapai.
Wakil Ketua Bidang Humas AFPI yang juga COO Aktivaku Tofan Saban mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa industri fintech lending telah menyalurkan pendanaan ke sektor produktif sebesar Rp 52,92 triliun periode Januari-Juni 2022. Nilai tersebut berkontribusi 43% dari total penyaluran industri dan tercatat tumbuh 44% (yoy).
Sejak 2017 hingga Juni 2022, jumlah pinjaman yang telah disalurkan 102 penyelenggara fintech lending tercatat sebesar Rp 400,42 triliun. Adapun jumlah peminjam (borrower) mencapai 85,19 juta dan pemberi pinjaman atau lender 902.000 entitas dan individu.
“Industri fintech pendanaan akan terus mendukung dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat, khususnya melalui perannya dalam transformasi ekonomi digital sesuai dengan fokus Presidensi G20 Indonesia. Dengan demikian, kedepannya turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional pascapandemi,” ujar Tofan.