PUSARAN.CO – Energi geothermal menjadi solusi dari ketergantungan energi fosil, hal ini dikarenakan energi yang dihasilkan bisa ramah lingkungan.
Pemanfaatannya, akan bisa diandalkan secara berkelanjutan karena hampir tidak mengeluarkan gas rumah kaca. Sebab, energi geothermal dihasilkan dari panas di dalam bumi.
Kelebihan itu, tentunya tidak seperti energi pembangkit listrik lainnya yang harus membakar batu bara atau minyak bumi.
Untuk di Provinsi Banten, karena terdapat gunung berapi yang tidak aktif, potensi energi geothermal terdapat di beberapa titik.
Diantaranya di Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang. Energi di lokasi ini bisa menghasilkan energi listrik dengan kekuatan 170 megawatt,
Kemudian di Gunung Karang 170 megawatt, Rawa Danau 115 megawatt, Citaman Gunung Karang 20 megawatt, Pulosari 100 megawatt, Gunung Endut 225 megawatt, dan Pemancalan 225 megawatt.
Jika energi panas bumi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal, tentunya selain ramah lingkungan, juga bisa menghemat anggaran pemerintah.
Lalu bagaimana skema energi geothermal bisa mengahsilkan energi pembangkit listrik yang ramah lingkungan? Berikut penjelasannya.
Energi panas bumi yang berasal dari magma gunung berapi yang tidak aktif, membentuk energi geothermal.
Energi ini tercipta dari rembesan air hujan yang masuk melalui celah-celah atau retakan bumi, dan mengumpul di areal reservoar di atas magma. Kemudian magma memanaskan air tersebut ke temperatur diatas 500 derajat fahrenheit.
Selanjutnya untuk mendapatkan panas dengan temperatur dan tekanan tinggi ini, dibuat sumur dari permukaan bumi.
Sumur produksi ini kemudian akan menghasilkan zat cair panas bumi ke permukaan, dan dapat digunakan untuk pembangkit listrik.
Namun sebelum menghasilkan listrik, zat cair panas bumi ini akan melalui beberapa proses. Mulai dari dialirkan lewat jaringan pipa menuju separator untuk memisahkan uap panas dari Air panas.
Sementara air panas yang disebut brine, diinjeksikan kembali ke reservoar untuk dipanaskan oleh magma agar bisa dimanfaatkan kembali. Inilah yang menjadikan energi geothermal disebut sebagai energi terbarukan.
Selanjutnya untuk mengahsilkan listrik, uap panas dari separator akan dialirkan kembali melalui pipa lingkar pemuaian menuju secrubber. Proses ini untuk pemurnian akhir dan menghilangkan kotoran.
Setelah menjalani proses penyaringan, uap panas dialirkan ke pembangkit listrik. Energi panas yang dihasilkan, digunakan untuk memutar bilah-bilah turbin.
Turbin kemudian memutar poros yang dihubungkan ke pembangkit listrik. Energi listrik dihasilkan dari putaran magnet di dalam generator.
Selanjutnya, aliran listrik dialirkan lewat kabel tembaga menuju trafo di luar pembangkit. Kemudian di dalam trafo, tegangan listrik dinaikan sebelum dialirkan ke jaringan transmisi listrik.
Jika dibandingkan dengan energi lain, panas bumi merupakan energi yang bersih, dan ramah lingkungan.
Karena itu, energi geothermal menjadi solusi dalam mengatasi masalah pemanasan global dan perubahan iklim. Dengan pengelolaan yang tepat, energi ini akan dapat terus diandalkan.
Ketika dibandingkan dengan energi lain, energi panas bumi mengeluarkan emisi 1/10, dengan emsisi co2 hanya 70 gr/KWw.
Sementara energi BBM emisinya sekitar 722 gr/KWh, dan untuk energi PLTU sebesar 995 gr/KWh.(**)