Seratus unit rumah, sekolah, dan pesantren di wilayah Cianjur hancur akibat gempa. (Ist)

JAKARTA – Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, kemarin, diduga akibat pergerakan Sesar Cimandiri dengan titik pusat di sekitar Cianjur-Sukabumi.

Seratus unit rumah hancur dan puluhan orang meninggal usai gempa kuat itu.

Gempa terjadi pukul 13.21 WIB, Senin (21/11/2022), getarannya terasa di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Depok, hingga Tangerang Selatan.

Baca Juga

“Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri jadi bergerak kembali,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Dia menjelaskan, gempa itu berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur. Menurut penjelasan Dwikorita, gempa tersebut terjadi akibat patahan geser.

“Merupakan gempa yang diakibatkan patahan geser dengan magnitudo 5,6,” ujarnya.

BNPB mencatat gempa M 5,6 di Cianjur menelan puluhan korban jiwa. Per tengah malam tadi, data korban tewas usai guncangan gempa Cianjur belum berubah.

Data BNPB mencatat jumlah korban meninggal sebanyak 62 orang dan luka-luka 326 orang dengan jumlah pengungsi 13.784 orang.

Data korban tewas pascagempa Cianjur sempat simpang siur. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam jumpa persnya menyampaikan ada 162 orang meninggal.

BNPB meluruskan ada kesalahan pencatatan petugas di lapangan sehingga muncul angka 162 korban meninggal dunia di catatan BPBD Jawa Barat. Ini dipastikan Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhar setelah dia menggali informasi dari Pusat Pengedalian Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Jawa Barat.

Awalnya, petugas BPBD Provinsi menerima laporan lisan dari perangkat desa ke BPBD Cianjur. Laporan lisan itu menyebutkan terdapat kurang lebih 100 unit rumah hancur dan kurang lebih 100 orang meninggal dunia.

Angka ‘kurang lebih 100 jiwa meninggal dunia’ dinyatakan tidak diasesmen lebih lanjut. Maka muncullah angka 162 orang tewas akibat gempa Cianjur.

Per pukul 05.21 WIB, Selasa, BNPB menyampaikan data korban tewas sebanyak 62 orang.

“Data tervalidasi di BNPB masih di angka 62. Kami sudah crosscheck surat tersebut, dari BPBD menyampaikan tambahan 100 korban MD belum bisa diverifikasi. Apabila ada perubahan data akan kami update lebih lanjut,” demikian keterangan resmi humas BNPB. (*)