PUSARAN.CO – Kemajuan teknologi mengubah cara orang membeli kendaraan. Jika sebelumnya diler menjadi tempat untuk mencari tahu informasi soal mobil yang ingin dibeli, kini hal itu digantikan oleh internet.
Minimnya kunjungan konsumen ke diler, membuat kinerja tenaga penjual menjadi kurang efisien. Hal ini terutama berdampak pada konsumen yang berasal dari generasi millennial.
Seperti yang disampaikan pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus. Dia mengatakan, generasi millennial yang semakin cerdas menjadi tantangan industri otomotif saat ini.
“Segmen generasi millennial di Indonesia sekitar 60 juta orang. Mereka tidak lagi membeli merek, tapi pengalaman. Seperti, harga terbaik untuk performa, desain eksterior, interior, dan fitur yang mumpuni,” ujarnya.
Menurutnya, produsen mobil Jepang bisa saja tergeser, jika tidak melakukan inovasi. Sebab, merek-merek pendatang baru, khususnya dari China, bisa menjual produk dengan desain eksterior yang lebih modern, fitur lebih lengkap, namun harga terjangkau.
“China akan tampil sebagai juara, jika Jepang, Korea dan Amerika tidak segera menyikapinya dengan cerdas. Karena, China bisa membuat kendaraan yang lebih keren, lebih kekinian dan lebih murah,” katanya.
Merek mobil asal Negeri Tirai Bambu pun serius membangun jaringan diler dan servis, jadi bukan sekadar menjual produk. “Bisnis sekarang bisnis emosi, empati semakin jadi selling point, yang diterjemahkan melalui desain dan layanan purna jual yang prima,” tuturnya. (sumber : viva.co.id).