PUSARAN.CO – Kekurangan tenaga pendidik di Kota Bekasi menjadi persoalan serius yang memerlukan langkah kongkret dan menyeluruh. Dimana Kota Bekasi kekurangan sekitar 2.600 guru, yang mencakup tingkat SD hingga SMA . Demikian dikatakan Wakil Ketua II DPRD Kota Bekasi, Faisal
Pemerintah Kota Bekasi telah menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melalui program relawan pengajar. Namun, Faisal menilai bahwa langkah tersebut hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah secara tuntas.
“Program relawan dengan UNJ bisa menjadi solusi sementara, tetapi jangan hanya bergantung pada satu universitas. Buka juga peluang untuk warga umum yang berminat menjadi relawan, kemudian diseleksi oleh Pemkot,” ujar Faisal, Selasa (15/4/2025).
Faisal menyarankan agar kerja sama diperluas dengan universitas lain di wilayah Kota Bekasi dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk masyarakat sebagai relawan pengajar. Ia juga mengkritik pembatasan jumlah rombongan belajar (rombel) yang menurutnya justru memperburuk situasi pendidikan.
“Jika sebuah sekolah mampu mengelola 12 rombel, seharusnya itu diperbolehkan. Pembatasan rombel yang kaku malah menciptakan masalah baru yang lebih besar,” tegas politisi Partai Golkar itu.
Lebih lanjut, Faisal mendorong Dinas Pendidikan Kota Bekasi untuk lebih aktif berkoordinasi dengan kementerian terkait, termasuk Kementerian PAN-RB, guna membahas opsi pembukaan Unit Sekolah Baru (USB) dan pengadaan tenaga pendidik yang memadai.
“Ini bukan hanya tanggung jawab Pemkot Bekasi, tetapi juga Kemenpan yang memiliki kebijakan terkait tenaga honorer,” tambahnya.
Faisal juga menekankan pentingnya solusi jangka panjang yang terstruktur, termasuk revisi regulasi yang membatasi perekrutan guru.
“Kita membutuhkan solusi nyata yang menyeluruh, bukan hanya langkah tambal sulam yang tidak menyelesaikan akar masalah,” pungkasnya. (ADV/ Setwan)