FAJARBANTEN.COM – Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) membangun korporasi petani seluas 1.000 hektar di Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Ini salah satu upaya kami meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kedaulatan pangan berbasis masyarakat,” ungkap Guntur Subagja Mahardika, Ketua Umum Intani, belum lama ini.
Korporasi Petani budidaya padi ini mengkolaborasikan para pemangku kepentingan (stakeholders) sektor pertanian secara terintegrasi mulai dari on-farm (budidaya) hingga off-farm (pasca panen).
Intani menggandeng Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan para pelaku industri pertanian mulai dari sarana produksi pertanian, permodalan, pendampingan, produksi pasca panen, teknologi, hingga off-taker (pembeli hasil produksi)
Penanaman perdana Korporasi Petani dilakukan Sabtu (17/10/2020) oleh Ketua Umum Intani Guntur Subagja Mahardika, Kepala Pusat Penganekaragaman Pangan Kementerian Pertanian Yasid Taufik, Direktur Diniyah dan Pesantren Kementerian Agama Waryono, Direktur Tanifund Edison Tobing, Direktur Utama PT Mitra Bumdes Nusantara (MBN) Agus Erhan, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP) Budiono, GM PT Pupuk Kujang M Yudi dan KH Samsuri, pengasuh Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin.
Kepala Pusat Penganekaragaman Pangan Kementerian Pertanian Yasid Taufik meyakini korporasi petani akan menjadikan produksi efisien serta kualitas dan kuantitas lebih baik. Disampaing itu skala ekonomi memadai. “Dengan skala ekonomi petani akan sejahtera,” paparnya.
Direktur Diniyah dan Pesantren Kementerian Agama Waryono mengapresiasi korporasi petani Intani melibatkan pesantren sebagai hub dan penggerak masyarakat.
“Pesantren adalah penggerak pendidikan, sosial, dan ekonomi yang dapat menggerakan masyarakat,” ungkapnya.
Direktur Tanifund Edison Tobing menyampaikan Tanifund dan Tanihub Group akan membantu permasalahan-permasalahan petani, baik dari permodalan, teknologi, maupun pasar.
Untuk melakukan monitoring dan evaluasi korporasi petani, Intani menggandeng perguruan tinggi melalui Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia.
“CSPS melakukan pemetaan, kajian, monitoring dan evaluasi hingga analisis SROI (social return on investment,” pungkas Ketum Intani, Guntur Subagja.
Untuk menembus pasar global, Presiden Arab Saudi – Indonesia Business Council, Hasan Gaido, akan membantu membuka jalur ekspor produk-produk pertanian Indonesia ke Timur Tengah dan sekitarnya.
Intani adalah organisasi masyarakat yang bertujuan meningaktkan kesejahteraan petani dan kemandirian pertanian Indonesia. Anggotanya terdiri dari petani, pengusaha, akademisi, dan masyarakat yang peduli terhadap petani dan pertanian Indonesia.(rls).