Pemerintah terus berusaha membrantas penyebaran virus Covid-19, Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Darul Siska mengatakan DPR RI sangat mendukung upaya pencegahan pandemi melalui konservasi lingkungan, restorasi, habitat satwa dan penindakan terhadap perdagangan ilegal satwa liar. Ia mendorong agar pencegahan pandemi melalui pendekatan lingkungan dan penyelamatan satwa liar disinkronkan dengan agenda pembangunan berkelanjutan.

“Upaya penanganan pandemi dari perspektif kerusakan lingkungan dan habitat satwa juga perlu dikaitkan dengan agenda pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan terutama tujuan 15 sehingga berbagai pihak dari level regional, nasional, dan lokal dapat berkontribusi,” ucap Darul Siska dalam webinar bertajuk “Preventing Pandemic Through One Health Approach” yang diselenggarakan oleh ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) dan FREELAND dan dihadiri anggota parlemen dari 7 negara ASEAN, Rabu (7/7/2021).

Webinar tersebut mendiskusikan bagaimana kerusakan lingkungan dan perdagangan serta kejahatan terhadap satwa liar mempengaruhi munculnya pandemi Covid-19. Dalam webinar itu, disepakati ASEAN sebagai institusi regional beserta negara-negara anggotanya setuju untuk mengadopsi pendekatan One Health, yaitu pembangunan terintegrasi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan dan lingkungan.

Baca Juga

Anggota BKSAP DPR RI Yohanis Fransiskus Lema yang turut hadir dalam webinar itu menegaskan upaya untuk menjaga alam, ekosistem, melestarikan habitat dan lingkungan hidup ini menjadi komitmen yang harus dimiliki oleh seluruh negara di dunia. Maka, penting diperlukan kolaborasi berbagai negara untuk menjaga ekosistem.

Karena itu, lanjut  Ansy Lema, sapaan akrab politisi PDI-Perjuangan tersebut, Indonesia berkomitmen dan akan terus berupaya memerangi perdagangan satwa secara ilegal dan meningkatkan kerja sama regional untuk memutus mata rantai perusakan ekosistem.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa Covid-19 merupakan suatu zoonotic outbreak yaitu pandemi yang disebabkan oleh transmisi virus dari hewan ke manusia. Hal ini akibat dari semakin eratnya kontak manusia dan hewan seiring meningkatnya konsumsi, perdagangan ilegal, dan kekerasan terhadap satwa langka,” imbuhnya. (*/cr2)

Sumber: dpr.go.id