Jakarta – Pemerintah Kota Bekasi (Pemkot) sedang mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan PT Ekonomi Circular Indonesia atau Surplus, sebuah aplikasi yang berwawasan lingkungan dengan mengedepankan zero waste.
Aplikasi ini digadang-gadang menjadi upaya jitu untuk mengurangi volume sampah makanan (food waster) yang cukup tinggi di Indonesia dilansir beritasatu.com.
Penandatanganan ini dilakukan oleh Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi dengan CEO Surplus.id, Muh Agung Saputra di Stadion Patriot Chandrabraga, Kota Bekasi, Rabu (1/12/2021) sebagaimana dalam siaran persnya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sangat mengapresiasi kerja sama dalam upaya pengurangan sampai terutama di kota Bekasi.
“Kami sangat mendukung penandatangan kerja sama ini bersama Surplus.id, ini langkah baik untuk ke depannya”, kata Rahmat
Rahmat mengatakan, sampah makanan yang dihasilkan setiap hari tak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga ekologi dengan menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Pengurangan sampah makanan perlu segera dilakukan untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs yaitu mengurangi 50 persen sampah makanan di 2030.
Lebih lanjut ia mengatakan, sampah di Kota Bekasi mencapai ribuan ton. Sampah yang berasal dari 12 Kecamatan yang ada di Kota Bekasi dan Mayoritas yang diangkut yakni sampah rumah tangga.
“Semoga kerjasama ini akan tetap sinergis , besama-sama mengurangi sampah pangan dengan aplikasi Surplus ini dan saya intruksikan keseluruh jajaran pemerintahan daerah untuk segera di tindaklanjuti kerjasama ini,” ungkapnya.
Sementara CEO Surplus, Agung Saputra mengatakan kerja sama antar pemerintah Kota Bekasi ini merupakan upaya kita bersama untuk mengurangi sampah pangan. Selain itu kerja sama ini guna membentuk Bekasi Food Smart City untuk Bekasi tanpa sampah pangan di tahun 2023.
“Kami akan terus menggandeng pemerintah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama memberikan solusi penanganan volume sampah makanan terutama di pemerintahan Kota bekasi Saat ini”, kata Agung.
Menurutnya Dengan aplikasi Surplus ini, pihaknya ingin memberikan solusi untuk membeli makanan yang belum terjual dari toko makanan sebelum waktu tutup dengan diskon minimal 50%”,jelasnya.
“Setidaknya memberikan win win solution kepada toko makanan sebelum mereka membuang makanannya sehingga mereka masih mendapat ke untungan dengan tidak membuang sampah makanannya”, ujar Agung.
Jadi lanjut Agung, setidaknya Surplus dapat mempermudah bagi pemilik tempat usaha di sektor makanan seperti restoran, cafe, toko roti, dan sebagainya untuk menjual makanannya yang belum habis terjual atau mendekati masa kadaluarsanya.
“Jadi aplikasi ini sangat efektif dan bermanfaat bagi pemilik bisnis, konsumen, maupun masyarakat untuk mengurangi sampah pangan”, katanya.
Hal Ini sudah terbukti selama 1 tahun belakangan ini aplikasi Surplus telah berkontribusi mengurangi sampah makanan di Indonesia sebanyak 1 ton setiap bulannya.
Sebagai informasi tambahan, Surplus telah mengandeng Jakpreneur untuk meminimalisir limbah pangan yang dihasilkan oleh koperasi, usaha kecil menengah yang berada di DKI Jakarta. “Dan pihaknya memberikan pelatihan hard skill manajemen kreasi makanan berlebih menjadi peluang yang diadakan tiap pekannya,” kata dia.(*/cr2)