DPP Relawan Perisai Prabowo menggelar halal-bil halal. Acara yang digelar secara Online tersebut, dihadiri oleh sejumlah pimpinan Pusat dan Provinsi. Dipandu oleh Jojon Novandri selaku Sekretaris Jenderal DPP Perisai Prabowo, peserta yang hadiri tampak antusias. Sejak selesainya pemilu, 4 Februari lalu, rata-rata organisasi relawan seperti “mati suri”. Khusus Tim Pemenangan Prabowo-Gibran, mereka punya alasan untuk “istirahat total”. Bagi mereka, misi mereka untuk memenangkan PrabowoGibran Putar Satuan, sudah selesai.
“Pejuang jika selesai ingin kembali ke medan kehidupan, kecuali jika negara masih membutuhkannya”. Begitulah jawaban salah satu tokoh relawan. Mereka kembali pada kehidupan, pada profesinya masing-masing. Demikian pula fenomena tersebut terjadi di relawan Perisai Prabowo. Wajar jika acara Halal bil Halal seperti ajang ide dan gagasan terlebih jika pertanyaan soal keberadaan relawan, berkembang atau bubar jalan?
Ahmad Kailani, selaku Ketua Umum DPP Relawan Perisai Prabowo, mengingatkan bahwa relawan bukanlah politisi. Namun sebagai relawan dalam Pilpres, cara berpikir dan bertindak relawan tetaplah berbasis politik. “Kalau teman-teman yang bergerak aktif di Perisai Prabowo tidak punya “akal” politik, maka akan sia-sia. Sebab ketika seseorang bergabung dalam relawan politik, khususnya aktif ikut dalam pemenangan Prabowo-Gibran, maka sesungguhnya dia adalah “politisi”, Papar Kailani penuh antusias.
Tokoh yang pernah menduduki Wakil Komandan TKN Prabowo-Gibran ini memang terbilang “super aktif”. Selain harus memperbesar organ relawan yang didirikannya, yaitu Perisai Prabowo, ia juga harus bertanding memenangkan Paslon 02 Prabowo-Gibran di Jawa Tengah. Wajar jika“darahnya” selalu berkobar kalau soal bicara peran lawan.
Apalagi selepas Pilpres dan Pileg, pergerakan Pilgub dan Pilkada sudah “menanti”. Kailani yang dinilai sukses memenangkan Prabowo-Gibran di “Kandang Banteng”, pada akhirnya diminta ikut “cawe-cawe”, dalam Pilgub dan Pilkada. “Kami menunggu Arah Dan”, demikian beberapa puncak relawan menanti “titah” dalam Pilgub dan Pilkada Jawa Tengah Sebagai Wadan TKN, Koordinator zona Provinsi Jawa Tengah dan Ketua Umum Perisai Prabowo, godaan untuk terjun di Pilgub dan Pilkada sangat besar. Wajar jika acara Halal bil Halal Onleniyah menjadi ajang “motivasi” bagi kader-kader Perisai Prabowo agar tidak menjadi penonton. “Tugas kita setelah memenangkan Prabowo-Gibran adalah mengawal program dan kebijakan beliau.
Banyak program-program Prabowo-Gibran yang harus kita kawal jika kita ingin menjadikan bangsa ini berkilau sejahtera”, paparnya. “Dan mengambil peran dalam Pilgub dan Pilkada adalah langkah penting agar program seperti “makan siang gratis, susu gratis” bisa berjalan sukses dari hulu hingga hilir” tambahnya.
Dalam acara yang terbilang “serius”tersebut dihadiri oleh Ketua-Ketua Wilayah seperti Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Papua, DKI Jakarta, Bengkulu, Kepulauan Riau dan sebagainya. Nampak hadir Ketua Umum DPW Bangka Belitung, Yudiansyah beserta istri. Ia menyampaikan masalah Timah yang menurutnya patut diseriusi oleh pemerintah setelah “meledak”nya skandal Timah senilai Rp 271 Triliun.
Bagi Yudiansyah, silahkan para pelaku ditangkap, tetapi kegiatan menambang oleh rakyat jangan dihentikan. “dari mana rakyat bisa makan kalau dilarang menambang Tanyanya. Ia berharap Perisai Prabowo ikut mengawasi kebijakan. “Kita ingin kita menjadi Perisai Prabowo dengan cara ikut serta berperan meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebab semua program Prabowo-Gibran menurutnya diarahkan menuju peningkatan kesejahteraan rakyat sebaik-baiknya”, paparnya.