PUSARAN.CO– Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dari 15 perguruan tinggi mendeklarasikan berdirinya Asosiasi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (AJPKM) dalam sebuah acara di Depok, Jawa Barat, Rabu (21/8) bersamaan dengan acara Mini Symposium on Community Engagement 2019.
“Asosiasi ini bertujuan membantu para pengelola jurnal pengabdian masyarakat dalam membenahi manajemen jurnal agar bisa mendapat akreditasi dari Kemristekdikti. Juga untuk meningkatkan kualitas artikel sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Kepala LPPM Universias Moestopo, Dr. Rajab Ritonga, M.Si yang menginisiasi pendirian AJPKM bersama para koleganya.
Menurut Rajab yang juga asesor akreditasi jurnal nasional (Arjuna) Kemenristekdikti, pendiri AJPKM berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, UIN Sunan Gunung Djati, Universitas Mercu Buana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Moestopo, London School of Public `Relation, Universitas Amikom Purwokerto, Universitas Sultan Agung Tirtayasa, Universitas Pamulang, Sekolah Tinggi Teknik PLN, Universitas Serang Raya dan beberapa kampus lainnya.
“Setelah deklarasi, asosiasi akan menyelenggarakan workshop percepatan akreditasi bekerja sama dengan Universitas Sahid Jakarta dan Kemristekdikti,” kata Rajab Ritonga sambil menambahkan percepatan akreditasi akan diikuti 40 jurnal pengabdian masyarakat dari seluruh Indonesia. Ke depan akan banyak pengelola jurnal bertema pengabdian masyarakat yang berencana bergabung dalam AJPKM.
“Jurnal pengabdian masyarakat jumlahnya cukup banyak, lebih dari 100 namun yang terakreditasi tidak sampai 10,” kata Rajab yang juga Direktur Uji Kompetensi (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi ASEAN Journal of Community Engagement (AJCE) Universitas Indonesia, Dr. Herdis Herdiansyah dikukuhkan menjadi Ketua Asosiasi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (AJPKM).
Menurut Herdis, mengatakan pembentukan AJPKM merupakan angin segar bagi pengelola jurnal pengabdian kepada masyarakat, para dosen perguruan tinggi, para pengabdi masyarakat. Dengan adanya AJPKM maka berbagai permasalahan pengelolaan jurnal seperti kurangnya naskah, terbatasnya editor dan reviewer dapat diatasi melalui sinergi antarjurnal. Para pengelola juga bisa bertukar pengalaman dalam mengatasi berbagai permasalahan mengelola jurnal ilmiah.
Para anggota AJPKM, kata Herdis juga akan mendiskusikan standarisasi jurnal bertema pengabdian masyarakat, asistensi menuju jurnal terindeks lainnya, dan membahas masalah etik dalam pengadian masyarakat.
Selain itu, katanya, bagi para dosen, keberadaan jurnal pengabdian masyarakat yang terakreditasi banyak ditunggu-tunggu, mengingat mereka diharuskan mempublikasikan karya-karya pengabdiannys di jurnal terakreditasi.
Deklarasi pendirian AJPKM dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan Mini Simposium Nasional. Pada simposium AJCE itu tempil sebagai pembicara editor AJCE sekaligus founder gerakan Inkubator Bayi, Prof. Dr. Ir. Ridi Artono Koestoer dan Suwitno, S.E., Kepala Sub Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Kemristekdikti.
Sekitar 29 paper yang membahas pengabdian kepada masyarkat terpilih untuk dipresentasikan kepada klayaka pada acara simposium mini tersebut.(rls)