SIMALUNGUN- Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM, Bane Raja Manalu memberikan motivasi kepada pelajar SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Kamis (22/9/2022). Ia menekankan bahwa menjadi orang sukses itu butuh integritas dan kerja keras.
“Satu hal yang harus dipahami, impian itu bisa terwujud. Tapi tidak ada impian yang bisa terwujud hanya dengan modal mimpi. Semua harus kerja keras. Tidak ada orang yang bisa masuk Universitas Indonesia, Poltekim, Poltekip atau sekolah kedinasan lainnya kalau tidak ada belajar yang lebih,” ungkap Bane.
“Pesaing di luar sana luar biasa. Pesaing yang tinggal di kota-kota besar, mereka dari awal jauh punya akses pendidikan lebih baik. Kita yang dari kampung atau pedesaan, harus ekstra, harus belajar lebih agar bisa bersaing,” ujar alumni Universitas Indonesia ini.
Dihadapan ratusan pelajar serta guru-guru, Bane menceritakan kerja kerasnya bisa kuliah di Universitas Indonesia. Banyak keterbatasan. Tapi semua bisa terlewati dengan baik atas kerja keras.
Bane menekankan, hal yang harus diingat dalam dunia kerja dan sosial, kemampuan akademik bukan satu satunya bekal meraih kesuksesan.
“Saya dari SD juara satu. Kecerdasan akademik tidak selalu yang paling utama. Sering malah kemampuan akademik membuat orang sombong secara intelektual. Membuat orang tidak laku dalam dunia kerja. Jadi, harus seimbang kemampuan akademik dengan kemampuan sosial,” ungkap alumni SMA Negeri 3 Pematang Siantar ini.
Bane melanjutkan, orang yang sukses adalah orang yang punya jaringan dan integritas. Integritas itu mengerjakan apa yang dibicarakan, jujur dan konsisten antara perkataan dengan perbuatan.
“Harus konsisten antara mimpimu dengan apa yang dilakukan. Itu adalah orang-orang yang berintegritas,” ujar Bane.
Orang yang punya mimpi tinggi, kata Bane, tahu kapan harus bekerja dan tahu mengalokasikan waktu. Kesuksesan bisa diraih semua orang, termasuk anak-anak desa.
Di era digital sekarang, lanjutnya, semua akses informasi terbuka sehingga bisa menembus keterbatasan.
“Kalian boleh parhuta-huta (orang kampung, red), tapi berpikir, bertutur kata, cara bicara dalam membawa diri sehari-hari jangan menjadi parhuta-huta. Saya yakin kalian semua anak yang punya mimpi dan cita-cita. Harus punya inisiatif. Tidak ada masa depan yang didapat hanya modal semangat dan modal mimpi-mimpi. Keterbatasan jangan membatasi mimpi dan masa depan,” pungkas pendiri BAGAK ini.
“Saya sudah alami. Saya sudah buktikan. Saya parhuta-huta. Ibu saya seorang petani. Mau sekolah harus jalan kaki dari kampung sampai ke simpang untuk naik angkot. Apa yang dicapai hari ini, itu buah dari kerja keras. Itu capaian yang bukan saya capai dalam satu malam. Semua berkat kerja keras dan integritas,” bebernya.
Keterbatasan jangan menjadi penghalang mimpimu. Lakukan yang terbaik. Rata-rata orang-orang sukses berasal dari keluarga miskin. Presiden Jokowi bukan anak orang kaya atau anak jenderal, tapi bisa jadi presiden. Di era terbuka ini, semua bisa meraih mimpinya. Bisa lebih sukses. Cobalah banyak membaca. Karena cakrawala berpikir jauh lebih terbuka. Kosa kata akan lebih banyak kalau sering membaca.
“Saya memberikan bantuan kepada perpustakaan sekolah sebanyak 200 judul buku. Bukunya harus dibaca. Harus semangat meraih masa depan. Kemiskinan jangan dibuat menjadi kau pengemis. Harus wujudkan cita-cita dengan usaha sendiri. Masa depan dirimu ada di tanganmu, bukan sekadar di tangan gurumu bukan di tangan orangtuamu,” ungkapnya.
Sebelumnya, sebanyak enam orang Taruna Poltekip dan Taruna Poltekim menyosialisasikan sistem penerimaan sekolah kedinasan. Para siswa Taruna tersebut memotivasi agar pelajar SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon bisa menjadi siswa Taruna di Poltekip dan Poltekim.
Turut hadir dalam acara sosialiasi bertajuk Bane Goes to School tersebut dihadiri anggota DPRD Simalungun, Maraden Sinaga, Kepala Sekolah, Saor B Sihotang dan para guru-guru. (red).