BANTEN-Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M. Tauchid, menyampaikan optimisme tinggi terhadap peningkatan produktivitas pertanian di wilayahnya. Ia menegaskan dengan adanya intervensi program irigasi perpompaan dan semangat kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah, masa tanam di sejumlah wilayah yang sebelumnya hanya sekali dalam setahun kini bisa mencapai tiga kali tanam.
“Ini lokasi yang mohon maaf, awalnya petani melakukan sistem tanam seumur hidup mereka hanya bisa tanam padi sekali setahun. Kedua dan ketiga itu hanya mungkin kalau ada hujan. Tapi sekarang, dengan dukungan pak Dirjen dan pak Gubernur, serta langkah percepatan tanam dan irigasi perpompaan, kami pastikan dari sekali menjadi tiga kali setahun,” ujar Agus saat mendampingi kunjungan Dirjen PSP Kementan di Desa Margajaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, beberapa waktu lalu.
Menurut Agus, perubahan ini dimungkinkan karena ketersediaan air permukaan yang dijamin sepanjang musim serta antusiasme tinggi dari para petani.
“Optimal bisa kami capai karena sumber air permukaan dijamin tersedia sepanjang musim. Semangat petani juga cukup tinggi, dan kami pastikan target pemerintah pusat akan kami realisasikan di lapangan,” ucapnya.
Agus menyebut, pencapaian luas tambah tanam (LTT) di Provinsi Banten menunjukkan tren sangat positif. Ia optimistis hingga akhir Mei 2025, target tanam seluas 72 ribu hektar dapat direalisasikan.
“Dari pencapaian LTT, Banten menunjukkan tren positif sekali. Hingga hari ini, dan sampai akhir bulan, kita sudah mencapai 50 persen dari total target tahunan. Dengan pencapaian yang masif ini, kami pastikan 72 ribu hektar bisa tercapai akhir Mei ini,” ucap Agus.
Lebih jauh, ia menyatakan keyakinannya bahwa Banten mampu menaikkan peringkatnya sebagai salah satu daerah penyumbang beras terbesar secara nasional.
“Kami optimis, dengan semangat kerja sama, target pusat bisa kami capai. Banten saat ini penyumbang beras ke-9 secara nasional, dan kami yakin tahun ini bisa naik ke peringkat ke-8,” ujarnya.
Upaya percepatan tanam dan pemanfaatan teknologi alsintan serta irigasi perpompaan ini menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas pertanian di tengah tantangan iklim dan kebutuhan pangan yang terus meningkat.
Hudori Padma, salah seorang petani asal Gunung Kencana mengaku terbantu dengan adanya bantuan pompanisasi di kelompok tani diwilayahnya. Karena keberadaan pompanisasi tersebut bisa maksimal menyuplai air ke areal persawahan.(Adv)