Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajaran menerima kunjungan Ketua Bawaslu Rahmat Bagja beserta tim di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. (Instagram @nahdlatululama)

JAKARTA – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Nahdlatul Ulama (NU) bekerja sama mencegah terjadinya politisasi identitas dalam Pemilu 2024 mendatang.

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan, kerja sama tersebut disepakati usai Bawaslu menyambangi gedung PBNU dan diterima Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Ketua Bawaslu menyampaikan Pemilu 2024 mendatang harus bersih dari politik identitas yang digunakan untuk kepentingan politik praktis, juga politik uang. Pihaknya  berharap peserta pemilu tidak menjadikan tempat ibadah untuk berkampanye.

Baca Juga

Bagja  juga menegaskan, tidak ada lagi penggunaan atribut partai politik di tempat ibadah. “Ke depan kami (Bawaslu) dan PBNU akan melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan warga dari tingkat terkecil seperti forum warga, bisa juga melibatkan pengurus ranting PBNU, kabupaten kota sampai provinsi untuk membantu menangkal politisasi identitas dan politik uang,” kata Bagja.

Selain itu, Bagja mengatakan, pemilu merupakan ajang kompetisi gagasan, kompetisi untuk meyakinkan warga negara bahwa program dan visi misi partai tersebut harus diperjuangkan. “Ini yang seharusnya ditawarkan partai politik,” ucap dia.

Dalam diskusi tersebut juga dibahas pelibatan pegiat media sosial dan influenser dalam membangun narasi politik yang lebih santun dan etis.

Sementara itu, Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, politisasi identitas dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat. Ia menilai, politik identitas hanya alat dari para kompetitor atau aktor politik untuk menutupi kekurangannya.

“Tidak punya tawaran, lalu mereka menipu pemilihnya dengan politik identitas. Dengan kata lain politik identitas itu saya anggap penipuan,” kata Gus Yahya –sapaan akrabnya.

Gus Yahya  berharap Bawaslu membuat narasi yang kuat soal anti politisasi identitas. Gus Yahya juga menegaskan PBNU siap bekerja sama dengan Bawaslu dalam guna membuat pemilu damai tanpa politik identitas. “PBNU siap bekerja sama,” ucapnya.

Untuk diketahui, dalam pertemuan tersebut, hadir pula tiga anggota Bawaslu lainnya yakni Lolly Suhenty, Totok Hariyono, Herwyn JH Malonda, Sekretaris Jenderal Bawaslu Ichsan Fuady, dan Deputi Bidang Dukungan Teknis La Bayoni. (*)