PUSARAN.CO – Petugas bea cukai Belanda telah mengamankan sebanyak 90.000 botol vodka dari pelabuhan di Rotterdam yang diduga bakal dikirim menuju Korea Utara ( Korut).
Penemuan minuman keras yang berasal dari Polandia dan Rusia itu terjadi jelang pertemuan Pemimpin Korut Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Harian Belanda AD dikutip AFP melansir Selasa (26/2/2019), vodka itu diyakini bakal dikirim kepada Kim serta para petinggi militer Korut.
Badan Bea Cukai Belanda me-ritwit laporan AD itu. Namun, mereka menolak mengonfirmasi apakah vodka yang disita dari kapal kargo China itu bakal dikirim kepada Kim. “Ini adalah cerita luar biasa. Ini seperti kisah yang Anda saksikan di thriller,” ucap juru bicara bea cukai Roul Velleman.
Velleman menjelaskan, botol vodka itu dikemas dalam 3.000 kotak di sebuah kontainer yang dimuat dari Hamburg menuju kapal Nebula Jumat pekan lalu (22/2/2019).
“Sumber-sumber kepada kami mengonfirmasi kontainer itu bakal diberangkatkan menuju Korut. Karena itu kami bertindak,” ujar Velleman.
Dia mengungkapkan pencarian vodka tersebut merupakan pekerjaan yang sulit. Sebabnya, vodka itu disimpan di bagian bawah badan. Diperlukan derek untuk mengangkat badan pesawat sebelum menemukan vodka itu. Untungnya, tekad petugas bea cukai membuat mereka berhasil menemukan apa yang dicari.
Velleman melanjutkan, dia hanya bisa memastikan bahwa vodka tersebut dikirim dengan tujuan Korut. Dia tak bisa memastikan apakah Kim menjadi penerimanya. “Yang jelas, kami mematuhi kementerian luar negeri yang bertindak di bawah hukum internasional untuk menjatuhkan sanksi kepada Korut,” tegasnya.
Dia menuturkan, vodka-vodka itu saat ini masih berada di Rotterdam. Dia belum memastikan apakah bakal dimusnahkan atau dijual.
Juru bicara Kemenlu Belanda Jeroen van Dommelen membenarkan Velleman bahwa bea cukai telah menyita puluhan ribu vodka.
Menteri Perdagangan Luar Negeri Sigrid Kaag kepada AD mengatakan dia memerintahkan penyitaan karena vodka merupakan barang mewah yang masuk dalam sanksi PBB. “Karena itu, kebijakan yang dilakukan bea cukai untuk mengambil kontainer tersebut sangat dibenarkan,” papar Kaag.
Saat ini, Pyongyang masih berada di bawah sanksi PBB karena menjalankan program senjata nuklir serta rudal balistik. Negara komunis itu mendesak agar sanksi mereka dicabut karena sudah bersedia menangguhkan uji coba nuklir serta rudal.(sumber : kompas.com)