Penjual Rujak Natsepa, Anna Manuputi, berbagi pengalaman dalam merintis usaha kuliner tradisional selama 15 tahun. Ia mengatakan, keunikan Rujak Natsepa ada pada bumbu khasnya yaitu, gula merah Ambon, kacang, dan buah pala.
“Gula merahnya beda, kita pakai buah palak asli dari Ambon kelezatan bumbu bahkan menarik minat pelanggan dari mancanegara. Biasanya bumbunya orang pesan buat oleh-oleh, ada juga sampai di Belanda,” kata Anna.
Berjualan dari jam 9 pagi hingga 9 malam, Anna mengandalkan buah segar nanas, pepaya, mangga, dan kedondong. Namun ia menegaskan, daya tarik utama rujaknya terletak pada bumbunya.
“Yang utama itu bumbunya buah bisa didapat di mana saja, tapi bumbu ini yang bikin beda. Banyak pelanggan memesan bumbu rujak dalam jumlah besar untuk dinikmati di kota-kota lain,” ucapnya.
Di balik keberhasilannya, ia menghadapi kendala saat musim buah langka atau harga melonjak, sehingga ia mengurangi porsi. Tantangan ini menuntut kreativitas dan ketahanan agar tetap bisa melayani pelanggan.
“Kalau buah tetap ada, hanya saja harganya mahal saat tidak musim, porsinya dikurangi, seperti nanas hanya 2-3 potong. Kalau pepaya banyak, karena selalu ada dan tak tergantung musim,” ujarnya.
Selain melayani wisatawan, ia juga memiliki pelanggan tetap kantor yang rutin memesan, terutama menjelang akhir tahun. Ia bersemangat menyajikan cita rasa otentik rujak khas Maluku untuk dinikmati lebih banyak orang.