Bola yang digunakan pada Piala Dunia 2022 di Qatar dibuat di Kabupaten Madiun. (fifa.com)

DOHA – Sebanyak 11 pertandingan sudah dimainkan di babak penyisihan Piala Dunia 2022 sampai Kamis siang. Dalam memimpin laga, wasit harus meniup peluit karena offside. Bahkan dalam laga Argentina melawan Arab Saudi, ada tiga gol Argentina yang dianulir karena offside.

Soal offside, tenyata pada Piala Dunia 2022 di Qatar ini, tak lepas dari bola yang diberi nama ‘Al Rihla’ yang diproduksi PT Global Way Indonesia (GWI) di Kabupaten Madiun.

Bola Piala Dunia buatan Madiun, Indonesia ini telah dilengkapi teknologi baru bernama Semi-Automated Offside Technology (SAOT) bersama Al Rihla. Dikutif dari FIFA.com, bola Piala Dunia 2022 yang dibikin di Madiun, ini terkoneksi, yang membantu wasit saat laga berlangsung.

Baca Juga

SAOT digunakan untuk pertama kalinya dengan VAR di Piala Dunia 2022 ini. Adapun Al Rihla, dengan sensor gerak Inertial Measurement Unit (IMU) yang ada di dalamnya, akan memainkan peran penting untuk menentukan offside terjadi atau tidak.

Untuk menentukan offside, bola ini akan mengirimkan data ke ruang operasional video untuk menentukan di mana titik bola secara presisi. Bola dan sensornya itu dibantu dengan ditambah 12 kamera pemantau di stadion.

Memadukan data pelacakan anggota badan pemain dan bola melalui kecerdasan buatan, teknologi baru ini secara otomatis memberi tahu jika pemain menerima bola di posisi ilegal. Tim wasit kemudian secara manual memeriksa untuk menguatkan keakuratannya sebelum melaporkannya ke wasit utama dan mengambil keputusan.

“Kami memulai teknologinya setelah Piala Dunia di Rusia, mengujinya di stadion, di turnamen FIFA. Kami senang dengan hasilnya,” cetus FIFA Director Football Technology & Innovation Johannes Holzmuller.

FIFA mengklaim proses ini bisa terjadi dalam hitungan detik, yang membuat keputusan offside bisa muncul dengan lebih cepat dan akurat. Data yang direkam dari kamera, termasuk posisi bola, juga dipakai untuk menciptakan animasi yang kemudian bisa ditayangkan dalam siaran ulang di stadion ataupun tayangan di televisi. (*)