PUSARAN.CO – Usul wisata halal di Bali dari Cawapres 02 Sandiaga Uno, mendapat penolakan. Yuk lihat dulu contoh penerapan wisata halal yang sukses dilakukan Banyuwangi.

Program wisata halal telah dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2017 lalu. Salah satu bentuk kongkritnya adalah wisata pantai syariah Pulau Santen, Karangrejo Banyuwangi.

Pantai ini disulap menjadi wisata syariah dengan membedakan pengunjung laki-laki dan perempuan. Tak hanya itu, fasilitas yang ada di Pantai tersebut juga mendukung adanya wisata halal. Seperti musala, tempat wudhu dan makanan yang halal. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, inovasi ini merupakan langkah segmentasi wisata.

Baca Juga

“Wisata butuh segmentasi. Kawasan Pulau Santen merupakan destinasi wisata yang mengusung konsep halal tourism. Selama 3 tahun ini, Banyuwangi konsisten mengusung konsep wisata syariah atau halal,” tambah Anas.

Tak hanya Pantai Syariah, konsep wisata halal diterapkan di seluruh destinasi wisata di Banyuwangi. Bedanya, di destinasi wisata lain pengunjung bisa membaur antara laki-laki dan perempuan. Namun seluruh fasilitas wisata berkonsep syariah atau halal juga terdapat di seluruh destinasi wisata di Banyuwangi.

“Wajib ada musala, tempat wudhu, pengumuman peringatan waktu salat (adzan) dan makanan yang halal. Bahkan konsep ini wajib dilakukan juga di hotel-hotel yang ada di Banyuwangi. Seperti hotel El Royal, mereka bangun masjid dulu baru bangun hotel,” tambah Anas.

Bahkan Anas tak segan tidak mengeluarkan izin bila hotel tak menyediakan tempat salat. “Saya bahkan sudah memberikan warning jelas. Hotel, restoran dan rumah makan wajib punya musala. Karena saya yakin 99 persen wisata di Banyuwangi halal,” tambahnya.

Tak hanya infrastruktur wisata halal yang disediakan oleh Banyuwangi, namun beberapa program kunjungan membidik negara muslim juga dilakukan. Salah satunya adalah membidik pasar Timur Tengah lewat promosi yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri, termasuk KBRI di Arab Saudi. Tak hanya itu, ditingkat Asean, bidikan untuk wisatawan dari Malaysia susah mulai sejak adanya penerbangan direct flight dari Banyuwangi ke Kuala Lumpur.

“Dari ikhtiar ini kami diundang di Festival Janadriyah di Arab Saudi awal Januari lalu. Kita promosikan wisata Banyuwangi di sana. Tentu dengan konsep halal tourism. Juga adanya direct flight Banyuwangi-Kuala Lumpur membuktikan keseriusan kami mewujudkan halal tourism di Banyuwangi,” pungkasnya.

Riset Kemenpar mendata wisatawan Timur Tengah rata-rata mengeluarkan uang mencapai USD 1.918 (sekitar Rp28 juta) per wisatawan per kunjungan, melampaui wisatawan Eropa yang hanya USD 1.538 (sekitar Rp 23 juta) per wisatawan per kunjungan. Selain itu, rata-rata lama tinggal wisman Arab Saudi di Indonesia cukup lama, yaitu mencapai 10,14 hari.(sumber :detik.com)