JAKARTA – Di momen hari raya Idul Fitri atau Lebaran, masyarakat muslim biasa saling berkunjung ke rumah keluarga, tetangga, dan kerabat. Nah, setiap singgah di rumah sesama umat muslim berbagai jenis makanan dan minuman, baik minuman air mineral hingga minuman bersoda dan berwarna, serta beragam makanan manis, asin, berlemak dan mengandung santan selalu menjadi suguhan dan menggoda untuk disantap.
Mengutip dari laman resmi rumah sakit Siloam, setidaknya ada delapan jenis penyakit setelah Lebaran yang rentan terjadi dan perlu diwaspadai yakni Diare, Sindrom Dispepsia, Radang Tenggorokan, Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi), Nyeri Otot, Penyakit Asam Urat, Kolesterol Tinggi, dan Diabetes.
Diare, merupakan gangguan pencernaan ditandai dengan feses cair dan meningkatnya frekuensi buang air besar. Diare setelah lebaran sering kali terjadi karena pola makan tidak terjaga, seperti mengonsumsi makanan pedas dan tinggi lemak berlebihan. Terkadang masyarakat mengonsumsi makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu yang menjadi salah satu faktor meningkatkan risiko terjadinya diare setelah lebaran.
Sindrom Dispepsia, adalah salah satu gangguan pencernaan yang rentan terjadi setelah Lebaran, diakibatkan makanan pedas dan tinggi lemak yang dikonsumsi saat Lebaran cenderung lebih sulit dicerna lambung, sehingga memicu naiknya asam lambung. Sehingga berisiko menimbulkan gejala nyeri pada ulu hati, perut kembung, hingga mual dan muntah.
Radang Tenggorokan atau faringitis, merupakan peradangan di tenggorokan dan dengan rasa perih serta nyeri ketika menelan. Saat lebaran, penyakit ini sering kali terjadi karena konsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas, dingin, atau pedas secara berlebihan.
Cara mencegah radang tenggorokan ini mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengonsumsi makanan, menghindari paparan asap rokok, menghindari konsumsi makanan dan minuman terlalu dingin atau panas, minum air putih yang cukup untuk mencegah tenggorokan kering, membatasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) merupakan kondisi medis berupa tekanan darah melebihi batas normal, yaitu di atas 120/80. Kondisi ini juga rentan terjadi selama lebaran karena konsumsi hidangan lebaran yang mengandung lemak dan garam tinggi secara berlebihan.
Penting bagi setiap individu mewaspadai penyakit setelah lebaran satu ini karena dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti penyakit ginjal, stroke, hingga gagal jantung.
Nyeri Otot, Lebaran menjadi momen yang sering diisi aktivitas fisik, seperti berkunjung untuk silaturahmi atau pergi ke tempat wisata bersama keluarga, yang jika dilakukan berlebihan, menimbulkan gangguan kesehatan, seperti nyeri hingga kram otot. Untuk meredakan nyeri otot pasca lebaran, Anda dapat melakukan stretching atau peregangan dan istirahat yang cukup.
Penyakit Asam Urat atau gout adalah radang sendi disebabkan menumpuknya kristal asam urat di dalam tubuh. Penyakit asam urat rentan kambuh saat lebaran karena konsumsi makanan yang mengandung asam urat secara berlebihan, seperti melinjo, kacang tanah dan produk olahannya.
Kolesterol Tinggi, diakibatkan asupan makanan berlemak, seperti gorengan, jeroan dan santan yang tidak terkontrol saat Lebaran, diketahui berisiko meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh. Jika terjadi secara terus-menerus, peningkatan kadar kolesterol jahat ini dapat memicu komplikasi serius, seperti jantung koroner hingga serangan jantung.
Diabetes, penyakit ini akan timbul jika konsumsi hidangan Lebaran mengandung gula tinggi secara berlebihan, karena dapat meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh. Jika dibiarkan, kondisi ini berisiko menimbulkan penyakit diabetes. Ada baiknya untuk membatasi konsumsi makanan tinggi gula selama lebaran guna menjadi kadar gula darah agar tetap stabil.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit setelah Lebaran ini, di antaranya, minum air putih yang cukup, yaitu kurang lebih dua liter sehari, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, membatasi konsumsi makanan yang terlalu panas atau dingin. Lalu membatasi konsumsi makanan berlemak dan tinggi gula, istirahat yang cukup dan olahraga rutin. (*)