PUSARAN.CO – Duta Besar Jepang untuk Indonesia, HE. Mr. Masafumi Ishii mengatakan, Indonesia merupakan mitra terbaik dan strategis untuk dapat bekerja sama melakukan pembangunan kedua negara.
“Selama ini Indonesia dan Jepang memiliki hubungan yang sangat dekat. Ke depan, dengan tenaga kerja potensial sangat besar dari Indonesia dan Jepang yang membutuhkan banyak angkatan kerja, ini saatnya kita saling membantu, membangun bekerja sama dengan baik dan kedua belah pihak saling mendapatkan keuntungan,” katanya dalam wawancara bersama wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (15/8).
Menurut Masafumi, saat ini Jepang sedang mengembangkan industri halal mengingat tahun depan negara itu akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020.
“Dalam ajang itu, tentu kita akan menerima tamu dari berbagai negara, termasuk para atlit Muslim yang memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka (halal). Jadi, pemerintah Jepang sangat konsen terhadap hal ini,” ujarnya.
Dubes yang gemar dengan makanan khas Indonesia, Soto, itu menceritakan bahwa budaya masyarakat Jepang yang terbuka sangat welcome dengan siapa saja, termasuk Muslim.
“Hampir tidak ada kasus Islamofobia di negara kami karena memang kita menerima dengan baik dan umat Muslim juga bisa menghargai budaya kami,” imbuhnya.
Dijelaskan Dubes Masafumi, mengutip data Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018, Jepang menempati urutan keempat tujuan wisata Muslim untuk negara non-OKI, mengalahkan negara tetangganya, Korea Selatan dan Cina. Hal ini berkat kinerja yang baik dari pemerintah maupun masyarakat Jepang dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat Muslim sehingga negara itu menjadi tujuan wisata yang utama.
Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Hubungan kedua negara dimulai sejak 20 Januari 1958. Hubungan bilateral Indonesia-Jepang tercermin dengan berbagai perjanjian yang ditandangani oleh kedua pemerintah. Hal ini dilakukan untuk mempererat kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang. Contohnya di bidang Pendidikan dan sosial budaya. (Ismet Rauf)