Elemen Pertama, Pemerintah
Kebijakan-kebijakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus, disosialisasikan pemerintah lewat jejaring aparatus. Struktur ideal penyampaian pesan itu adalah melalui level-level birokrasi yang dikendalikan oleh gugus tugas khusus. Apakah garis sosialisasi itu sudah cukup efektif?
Idealnya, kontrol pimpinan daerah menjadi pemotret dan pengevaluasi kondisi riil efektivitas penyampaian pesan. Kepala daerah yang rajin mendatangi lorong-lorong keseharian kehidupan publik akan mendapat gambaran nyata sejauh mana masyarakat memahami sikap dan perilaku yang tepat pada masa pandemi dan pelaksanaan “new normal”.
Kemauan untuk bergerak memberi teladan sikap juga sangat menentukan dalam penyampaian kebijakan dan mentransformasikan adaptasi sikap dalam normal baru. Misalnya, ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelar “Panggung Kahanan” untuk mengakomodasi ekspresi ide dan karya para seniman, aksennya adalah transformasi adaptasi.
Bukan sekadar ketersediaan ruang bagi para seniman dan aktivis kebudayaan dalam “kahanan” (kondisi) keterbatasan, melainkan yang tersirat (dan tersurat) adalah bahasa pesan. Yakni kita tetap dapat berkegiatan, menjaga jarak fisik yang ideal, dan disiplin mematuhi protokol keamanan kesehatan.
Siratan pesan “Panggung Kahanan” itu, ketika ekspresi berkesenian — yang juga dibalut dengan format daring — bisa dikemas aman, “panggung-panggung kehidupan” yang lain juga bisa beraktivitas secara adaptif, baik dunia olahraga, pekerjaan kantor, peribadatan, perniagaan, dan sebagainya.
Pimpinan yang hanya di belakang meja dalam mengontrol dinamika pelaksanaan normal baru tidak akan memperoleh potret genuine sikap warga. Dalam kondisi luar biasa ini, dibutuhkan mindset perilaku kasual, akrab, dan gaya yang mudah dicerna masyarakat. Dia akan cepat merumuskan simpulan: apakah ada yang salah dalam komunikasi penyampaian kebijakan? Apa yang keliru sehingga banyak warga yang masih “menganggap enteng”? Apa yang harus diperbaiki, ditekankan, dan dijaga?
Pilihan berkomunikasi secara karib itu meniscayakan kemungkinan untuk meyakinkan elemen-elemen masyarakat agar memberi dukungan mentransformasikan ide, sikap, dan perilaku. Sikap kasual akan mempercepat keputusan melintas dalam gerak kebijakan, dan tahu titik kelemahan apa yang — misalnya — membuat pesan-pesan adaptasi menuju normal baru itu belum efektif.