Elemen Ketiga, Masyarakat
Pesan kebijakan yang sepenuhnya tidak sampai, dan transformasi sikap yang tidak menyentuh akan kembali pada pertanyaan ini: apakah karena ketidakefektifan penyampaian pesan? Apakah karena mindset penerimaan masyarakat?
Potret realitas ketidakdisiplinan warga di sana-sini tentu bukan sepenuhnya salah warga. Pemimpin yang baik akan memulai penilaian dari struktur aliran pesan: mengapa tidak efektif? Maka merunut alur dengan secara short cut menguji langsung, mendatangi lorong-lorong kantung masyarakat, merupakan pilihan. Dia akan mendengar langsung problem-problem yang dihadapi warganya.
Sikap kasual pemimpin juga merupakan bentuk tidak langsung aktivitas literasi informasi. Dia akan menjadi corong utama yang mengecek, apakah sosialisasi kebijakan lewat struktur birokrasi sudah pas dijalankan? Dia bisa bertanya langsung kepada masyarakat, akses informasi tentang Covid-19 didapat dari mana saja? Apakah dari media mainstream? Atau dari aneka platform media sosial, yang berkeniscayaan menciptakan bias dengan bumbu-bumbu hoaks?
Dalam percakapan grup-grup komunikasi warga, sering mencuat ketidakpercayaan kepada berita-berita media mainstream. Banyak muncul celetukan yang melawan informasi-informasi yang sebenarnya sudah terverifikasi secara akurat. Di balik sikap skeptis itu sesungguhnya memuat hal yang baik, yakni kebutuhan tabayyun dan mengingatkan media untuk berdisiplin pada mekanisme verifikasi jurnalistik.
Praksis jurnalistik sekaligus juga memberi pembelajaran kepada warga untuk menjadikan berita media massa sebagai penjernih ketika muncul kesilangpaduan informasi dari media-media sosial. Sedangkan bagian dari elemen warga yang punya kekuatan membangun opini seperti masyarakat akademis, ormas, dan para tokoh masyarakat, juga berkewajiban moral untuk menjadi penjernih.
Akhirul kalam, masyarakat akan cenderung mematuhi disiplin protokol kesehatan apabila mendapat contoh dan keteladanan dari orang-orang yang ditokohkan dan diidolakan. Tentu dengan informasi yang disampaikan sebagai pesan yang logis dan tidak bertabrakan antarkebijakan pada level-level tertentu.
— Amir Machmud NS, wartawan SUARABARU.ID dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah.