Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan dalam live debat capres, Selasa (12/12/2023) malam. (bnbc)

JAKARTA –  Tiga calon presiden (capres) saling balas tanya dan jawab dalam debat perdana capres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Selasa (12/12/2023) malam.

Tema yang diusung dalam debat –pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, kerukunan warga– dikeroyok ketiga capres.

Baca Juga

Ardianto Wijaya dan Valedina Daniel, news anchor dari TVRI, menjadi moderator. Debat perdana capres dibagi enam segmen.
Segmen 1 penyampaian visi misi dan program kerja dari masing-masing capres. Segmen 2, 3, 4, dan 5, pendalaman visi misi dan program kerja.

Moderator melontarkan pertanyaan, dijawab peserta debat dan ditanggapi peserta lain lalu antarpeserta saling menanggapi jawaban. Segmen 6 atau terakhir, masing-masing capres memberikan pernyataan penutup atau closing statement.

Dalam penyampaian visi misi dan program kerja, capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan Indonesia sebagai negara hukum wajib memberikan kepastian hukum kepada setiap warga negaranya.

“Tapi yang terjadi saat ini, hukum harus disesuaikan demi kepentingan penguasa,” kata Anies.

Menurutnya, harus diubah tatanan penyelenggaraan pemerintahan saat ini.  Tidak sesuai dengan tatanan pemerintahan yang semestinya.

“Kembalikan konsep negara hukum bukanlah negara kekuasaan. Di dalam negara hukum kekuasaan haruslah di atur hukum.

Harusnya hukum itu tegak bukan justru tajam ke bawah tapi tumpul ke bawah. Kami mendorong perubahan kembalikan hukum menjadi tegak,” ujarnya.

Anies juga menyebut, saat ini ada cawapres dari kalangan milenial. Tapi di sisi lain, masih ada ribuan anak-anak milenial yang saat ini menyuarakan hak dan nasib mereka. “Tapi ternyata dihadapi dengan tindak kekerasan,” ulasnya.

Dia mencontohkan peristiwa Mega Suryani Dewi. Seorang ibu rumah tangga yang mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

“Telah melaporkan tindakan KDRT yang dialaminya ke polisi, tapi tak kunjung diperhatikan. Hingga akhirnya ibu tersebut meninggal dunia,” sesalnya.
Dalam kesempatan itu, Anies juga menghadirkan Harun Al Rasyid. Seorang remaja yang orang tuanya merupakan salah satu pendukung dari Prabowo Subianto, pada saat Pilpres 2019. Harun menginginkan untuk bisa mendapatkan keadilan, termasuk ketika itu menyangkut kepentingan TNI/Polri.

Terkait strategi penyelesaian masalah HAM dan konflik Papua secara komprehensif, Anies berpandangan perlu diambik tindakan yang tegas. “Pastikan agar semua yang bekerja di Papua, melaksanakan pekerjaannya secara partisipatif,” imbuhnya.

Menjawab pertanyaan moderator seputar pemerintahan dan peningkatan pelayanan publik, Anies menyebut berkaca akan pengalaman saat dia menjadi Gubernur DKI Jakarta.

“Memprioritaskan kelompok rentan, baik anak-anak, kaum disabilitas. Dimana setiap pelayanan yang diberikan itu harus ada ukurannya,” paparnya.
Tiba giliran saat pertanyaan dari panelis yang ditujukan kepada dirinya seputar penanganan disinformasi dan kerukunan warga, Anies menanggapi dengan santai.

Dimulai dengan banyaknya kasus persekusi dan diskriminasi caranya dengan memperkuat toleransi di tengah kemajemukan yang ada di tengah masyarakat. (*)