Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat. USGS mengatakan, gempa tersebut dangkal, pada kedalaman hanya 10 km dengan episentrum di dekat pusat kota Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, sekitar 50 km (30 mil) di timur kota Monywa.
Gempa dangkal ini disebabkan oleh aktivitas Sesar Besar Sagaing, dengan mekanisme mendatar (strike-slip). Getarannya terasa hingga negara-negara tetangga seperti Thailand, China, India, dan Bangladesh, mengakibatkan kerusakan signifikan dan korban jiwa.
Bencana ini menimbulkan pertanyaan besar tentang penyebab gempa Myanmar hari ini. Aktivitas Sesar Besar Sagaing menjadi faktor utama. Kedalaman gempa yang relatif dangkal (10 kilometer) juga memperparah dampaknya, karena energi gempa tidak terserap jauh ke dalam bumi.
Selain itu, fenomena efek direktivitas juga berperan penting. BMKG menjelaskan bahwa energi gempa terfokus dalam satu arah, menyebabkan kerusakan signifikan meskipun jaraknya jauh dari pusat gempa. Hal ini serupa dengan peristiwa di Mexico City pada 1985. Di Bangkok, kerusakan besar dikaitkan dengan efek vibrasi periode panjang yang berdampak parah pada tanah lunak dan lapisan tebal.
Menurut jurnal yang ditulis Aung Myo dari Yangon University, Sesar Sagaing adalah struktur tektonik besar yang membelah pusat Myanmar. Sesar Besar Sagaing merupakan sesar mendatar yang membentang sepanjang sekitar 1.500 kilometer di Myanmar. Sesar ini merupakan zona pertemuan antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Pergerakan lempeng tektonik di sepanjang sesar ini menghasilkan tekanan yang terakumulasi selama bertahun-tahun, hingga akhirnya melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi. Gempa magnitudo 7,7 ini menunjukkan pelepasan energi yang sangat besar dari akumulasi tekanan tersebut.
Aktivitas seismik di sepanjang Sesar Besar Sagaing memang relatif tinggi. Sejarah mencatat beberapa gempa besar telah terjadi di wilayah ini, menunjukkan potensi bahaya yang signifikan bagi penduduk setempat. Pemantauan dan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas sesar ini sangat penting untuk mitigasi bencana di masa depan.