PUSARAN.CO  – Ada gua dengan cacing yang bisa menyala dalam gelap menjadi sebuah tempat wisata di Selandia Baru yang paling ajaib.

Tempat itu adalah Glowworm Caves di Waitomo, Selandia Baru. Jaraknya adalah 200 km dari Auckland atau 2,5 jam perjalanan naik mobil. detikTravel diundang maskapai Emirates berkunjung ke sana beberapa pekan lalu.

Ada 3 gua di sana yaitu Waitomo Glowworm Caves, Ruakuri Cave, Aranui Cave. Yang paling favorit adalah Waitomo dan Ruakuri. Harga tiket combo untuk 2 gua ini adalah NZD 94 (Rp 901 ribu) untuk dewasa dan NZD 35 (Rp 335 ribu) untuk anak-anak. Lama tur ini adalah 3 jam.

Baca Juga

Waitomo Glowworm Caves pertama kali dijelajahi tahun 1887 oleh Fred Mace dari Inggris dan kepala suku Maori setempat bernama Tane Tinorau. Mereka memakai rakit ditemani lilin mengikuti aliran sungai masuk ke bawah tanah.

Di dalam gua, mereka melihat keajaiban, berupa bintik-bintik menyala di kegelapan. Itu bukanlah lampu, melainkan cacing yang bisa menyala. Nama latin cacing ini adalah Arachnocampa luminosa.

“Luminosa karena bisa menyala, dan arachnocampa karena cacing ini seperti laba-laba, bisa mengeluarkan benang jerat,” kata Eliza, pemandu kami.

Kami dibawanya dulu ke Gua Ruakuri. Gua Ruakuri diberi simbol 2 anjing, dari legenda Maori kalau gua ini ditemukan dua anjing. Gua ini dibuka sebagai tempat wisata di Selandia Baru sejak 28 Juli 2005 dan diresmikan PM Selandia Baru Helen Clark.

Pintu masuknya begitu dramatis, berupa tanggal spiral ke dalam bumi sekitar 20 meter. Dari situ baru kami menjelajahi gua yang penuh stalagtit dan stalagmit ini.

“Semua ransel taruh di depan badan, jangan sentuh stalagmit dan stalagtit karena ini butuh jutaan tahun untuk tumbuh,” kata Liz. Wah, kalau di Indonesia stalagmit ini sudah dipukuli jadi gamelan alam.

Suhu di dalam gua cukup dingin. Kami memang masuk ke gua sudah memakai jaket. Hebatnya, semua trek sudah dirapihkan sehingga memudahkan wisatawan untuk berjalan. Lampu di dalam gua hanya dinyalakan ketika wisatawan datang.

“Glowworm ini tidak boleh kena banyak cahaya. Cahaya ini mengganggu mereka. Kalau mau foto, hanya dalam aba-aba saya ya,” kata Liz.

Bagian tempat cacing ajaib ini tumbuh, dibiarkan gelap total. Pemandu hanya berbekal senter dan wisatawan hanya mengikuti bintik lampu yang dipasang di samping trek. Di dalam kegelapan gua, barulah kami melihat ribuan bintik-bintik cahaya warna biru.

“Nah, itulah Glowworm! Warna biru menyala itu adalah perutnya yang sedang mencerna makanan,” kata Liz. Sementara para wisatawan terdengar bergumam kagum. Woooowww…..!

Liz menyorot koloni cacing terdekat kami dan tampaklah benang-benang menggantung dan tampak berkilat lengket. Dengan benang seperti laba-laba inilah glowworng menjerat mangsa, serangga-serangga terbang kecil yang juga tinggal di dalam gua.

“Serangga ini menyangka ini adalah bintang di langit. Lalu mereka terbang ke langit-langit gua dan terperangkap benang glowworm lalu dimakan,” kata Liz.

Puas di Gua Ruakuri, barulah kami pindah ke Gua Glowworm. Namun di sana aturannya ketat. Tidak boleh berfoto sama sekali! Hal ini untuk menjaga habitat glowworm itu. Memang, di gua ini cacingnya jauh lebih banyak dari Gua Ruakuri.

Di dalam gua ada sungai bawah tanah. Kami mengantre di kegelapan untuk naik perahu yang muat belasan orang. Pemandu mengendalikan perahu ini dengan tambang di kegelapan. Harus diakui, pemandangannya jauh lebih dramatis.

Mungkin ada jutaan glowworm di gua ini. Semua wisatawan yang satu perahu terkesima diam. Saya juga kehabisan kata-kata. Fantastik! Pemandangannya bagaikan langit malam yang penuh bintang, tapi ini adalah cacing yang menyala.

Perjalanan sungai bawah tanah ini berakhir dengan keluar dari gua dan kami turun dari perahu. Glowworm Caves memang menawarkan keajaiban. Ini sungguh tempat wisata di Selandia Baru yang wajib kamu datangi.(sumber : detik.com)