Jakarta — Upaya tindaklanjuti Gagasan pengusulan gelar pahlawan nasional bagi R.M Margono Djojohadikoesoemo oleh tiga orang Ketua Umum pimpinan organisasi nasional Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Zulmansyah Sekedang, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus, dan Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formas) Yohanes Handoyo, beberapa pekan yang lalu di Banten, kian mendapat dukungan luas. Tokoh yang diusung dikenal sebagai kakek dari Presiden Prabowo Subianto ini mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, untuk menindaklanjuti Gagasan yang dilontarkan di Banten, Ketiga ketua umum ini akan bergabung kembali dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan SMSI pada Selasa (29/10/2024) di Jakarta.
BERITA TERKAIT: Tiga Ketum Kumpul Di Banten, Mendiskusikan Gagasan Dorong RM Margono Djojohadikoesoemo Menjadi Pahlawan Nasional
FGD ini bertujuan untuk memperkuat data dan argumentasi dalam pengajuan gelar pahlawan nasional bagi R.M Margono. Pada pertemuan ini, ketiga pemimpin organisasi akan memaparkan dukungan berdasarkan kontribusi konkret R.M Margono dalam sejarah nasional. Firdaus menyampaikan, “Ini adalah momentum strategis bagi kita, terutama usai peringatan hari sumpah Pemuda, kita akan memperingati Hari Pahlawan” ujar Firdaus.
Handoyo menyatakan, “Nah, pada FGD Besok, Pengusulan ini sejalan dengan semangat itu. Acara ini akan mengulas kontribusi Margono secara mendalam, terutama dalam bidang ekonomi, politik, dan perjuangan kemerdekaan, dengan mengundang akademisi dan tokoh sejarah untuk memberikan tinjauan” ujarnya.
Ide mengangkat topik muncul saat ketiga ketum ini bertemu di Serang Banten bersamaan FGD pengajuan Herman Yoseph Fernandez dari Flores Timur, NTT sebagai pahlawan nasional Seketika Firdaus, Zulmansyah, dan Handoyo sepakat bahwa Margono juga layak mendapatkan gelar pahlawan nasional. Mereka menyoroti peran Margono dalam pendirian Bank Negara Indonesia (BNI), yang menjadi salah satu bank pertama di Indonesia pasca-kemerdekaan. “Sosok beliau menunjukkan integritas dan keberanian, yang diwariskan hingga ke generasi saat ini,” ujar Handoyo yang diiyakan Firdaus dan Zulmansyah.
Dukungan sosial dan akademik ini diharapkan menambah bobot usulan di tingkat nasional, khususnya dalam memperkuat data sejarah dan argumen terkait kiprah Margono dalam perjuangan kemerdekaan.
Ketiganya menilai R.M Margono sangat layak mendapat gelar pahlawan nasional atas kontribusinya bagi negara.
Berbagai dokumen penting telah disiapkan, melibatkan peneliti, sejarawan, dan banyak pihak dalam penyusunan kajian ini.
Keluarga Margono juga dikenal sebagai pejuang, dengan dua saudara Prof. Soemitro, yaitu Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo, yang gugur dalam pertempuran di Lengkong. Keberanian keluarga ini diabadikan melalui nama cucu-cucunya, salah satunya Presiden Prabowo Subianto, yang menjabat sebagai Danjen Kopassus dan Pangkostrad sebelum terpilih menjadi presiden.
Pencapaian keluarga ini merupakan bukti keberhasilan pendidikan nilai-nilai kepahlawanan dalam keluarga Margono. “Cucu adalah bentuk dari keberhasilan seorang eyang,” ujar Zulmansyah.
Sebagai keturunan dari Raden Tumenggung Banyakwide, panglima pengikut Pangeran Diponegoro, perjalanan hidup R.M Margono Djojohadikoesoemo penuh dengan pengabdian dan integritas yang menjadi teladan.
Selain tiga ketua Umum, FGD kali ini juga menghadirkan Buyung Wijaya Kesuma, Wakil ketua Dewan Pakar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, sebagai pembicara.(rls/imn)