Kota Tangerang – Indonesia berada pada jumlah kasus TBC terbanyak di dunia Angka ini naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus. Insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di antaranya yang menderita TBC. Pasien TBC yang belum ditemukan dapat menjadi sumber penularan TBC di masyarakat sehingga hal ini menjadi tantangan besar bagi program penanggulangan TBC di Indonesia.
Pentingnya TBC untuk dieliminasi juga karena: TBC merupakan penyakit menular. Arus globalisasi transportasi dan migrasi penduduk antar negara membuat TBC menjadi ancaman serius, Pengobatan TBC tidak mudah dan sebentar, TBC yang tidak ditangani hingga tuntas menyebabkan resistansi obat, TBC menular dengan mudah, yakni melalui udara yang berpotensi menyebar di lingkungan keluarga, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum lainnya.
Dalam memperingati HTBS dengan tema global Yes! We can End TB, tema yang dipilih oleh Indonesia adalah tema yang berkaitan dengan kerja sama multipihak untuk mencegah dan mencapai eliminasi TBC, yaitu “Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa”!. Tema ini dipilih untuk membawa harapan bahwa kita memiliki kekuatan bersama untuk mengakhiri TBC pada tahun 2030 dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Tema ini juga berpusat pada peningkatan keterlibatan orang yang terdampak TBC, komunitas dan masyarakat sipil yang memimpin gerakan menuju pemberantasan TBC.
Isu terkini terkait TBC perlu untuk di berikan edukasi yang terbaik sehingga bisa mendapatkan informasi yang jelas dan benar. Dalam rangka hari Tuberkulosis Sedunia 2023 (TB Day), PKRS RSUD Kota Tangerang mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Aula RSUD Kota Tangerang lantai 4, Selasa (21/3/2022).
Direktur RSUD Kota Tangerang, dr. O.U Taty Damayanti menjelaskan, dalam TB Day ini ada dua kegiatan, yaitu FGD dengan Kader dan yayasan Penabulu serta Skrining dengan 37 pasien TB. Kegiatan FGD sebagai suatu pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati dan menyembuhkan pasien TBC, serta menghentikan penularan TBC di masyarakat.
Dan tujuan kegiatan ini untuk mengajak kader TB untuk semangat dan berpartisipasi aktif dalam mendukung penanggulangan TBC baik dalam pencegahan, penemuan kasus maupun dukungan untuk proses pengobatan sampai sembuh dan menghilangkan Stigma, dukung pasien TBC dengan sepenuh hati.
“Memberikan edukasi dalam bentuk focus group discussion dengan salah satu pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati dan menyembuhkan pasien TBC, serta menghentikan penularan TBC di masyarakat khususnya di Kota Tangerang,”jelas Direktur RSUD Kota Tangerang.
Sementara itu dr SP. P Virginia, dokter spesialis paru RSUD Kota Tangerang menjelaskan saat ini sampai bulan Maret 2023 untuk kasus TB RO ada 125 pasien dan terbanyak dari Kecamatan Cibodas sebanyak 16 pasien dengan pasien meninggal sebanyak 20 pasien.
dr Sp.P Virginia sangat mengapresiasi adanya kader yang sangat mendukung penekanan TB di Kota Tangerang. “Kolaborasi dengan kader bisa mengurangi dan menekan kematian akibat dari TB,”jelasnya
dr SP.P Virginia juga sangat mengharapkan kader untuk memberikan support kepada pasien agar mau berobat walaupun harus memakan waktu yang lama .
Sementara itu dr Sp.P Usynara memberikan edukasi kepada para pasien, TBC apakah itu sebenarnya Karena selama ini banyak asumsi yang salah tentang penyakit TBC yang cenderung lebih mengarah hanya penyakit paru- paru.
“TBC dapat menyerang organ tubuh lain bukan hanya di paru-paru dan menular melalui udara saat batuk, bersih dan berbicara,”pungkasnya.(*)