JAKARTA – Iran menyatakan Hari Internasional Al-Quds menjadi momentum komunitas dunia untuk menuntut pembebasan Al-Quds dan mendukung rakyat Palestina yang tertindas tetap menjadi prioritas pertama dunia Islam.
Iran mengecam setiap aksi yang bertujuan mengesampingkan prioritas tersebut dan upaya-upaya untuk mengalihkan pikiran umat Islam.
Pendiri Republik Islam Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini telah menetapkan Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Internasional Al-Quds untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
“Membela Baitul Maqdis sama seperti membela rumah dan memuliakan kebebasan”, kata Kuasa Usaha Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia Mahdi Rounagh di Jakarta, Kamis.
Pada hari tersebut umat Islam di berbagai negara Islam dan para pendukung kemanusiaan serta penuntut kebebasan akan menggelar berbagai kegiatan dan aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina.
Hari Internasional Al-Quds diperingati oleh berbagai komunitas di hampir 80 negara, bahkan di negara-negara dengan minoritas penduduk Muslim. “Mendukung dan membela Al-Quds Al-Sharif tidak terbatas bagi Muslim dan negara-negara Islam,” kata Mahdi menambahkan.
Menurut Mahdi, ada sejumlah aspek penting dari peringatan Hari Internasional Al-Quds yaitu untuk menghidupkan isu Palestina, mendukung bangsa Palestina dan resistensi mereka melawan kezaliman, melawan terorisme dalam bentuk penjajahan serta mengutuk intervensi kekuatan besar di kawasan.
“Perayaan Hari Al-Quds secara masif sangatlah bermakna bagi masyarakat Palestina karena Hari Internasional Al-Quds adalah refleksi dan peran dunia Islam dalam upaya pembebasan Palestina secara nyata,” katanya.
Iran menganggap solusi demokratis dan politik untuk isu Palestina adalah memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri dan mengembalikan seluruh pengungsi Palestina ke tanah air mereka serta diselenggarakannya referendum komprehensif dan bebas di seluruh wilayah Palestina yang diikuti semua penduduk asli Palestina di hadapan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
“Ini merupakan solusi sekaligus penyelesaian yang adil atas hak rakyat Palestina yang tertindas,” kata Mahdi.(*)