JAKARTA – Pengurus pusat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) kembali jumpai Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. H. Dudung Abdurachman, SE, MM yang kini dipercaya Presiden RI Prabowo Subianto menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di gedung Sekretariat Negera Republik Indonesia (24/1/2025) dalam rangka pertemuan lanjutan.

Dalam pertemuan lanjutan ini, Ketum SMSI Firdaus, didampingi Yono Hartono wakil ketua umum, H. Makali Kumar Sekretaris Jenderal, Direktur Humas Eko Suprihatmoko dan Nasky Putra Bersama Hendra Saifullah Badan otonom Milenial Ciber Media (MCM).
Pada pertemuan kali ini, SMSI diterima Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. H. Dudung Abdurachman, SE, MM di dampingi Mayjen. TNI Dr. Susilo Adi. P, deputi I Penasehat kepresidenan, Kol. Czi. Asep Sugiharto, SE, MM, Kol. Kav. Agung Wira.

Baca Juga

Pada pertemuan ini, Ketum Firdaus, mengatakan pentingnya sinergitas antara TNI dan pers sebagai pilar keempat demokrasi. Menurutnya, sebagai pilar keempat demokrasi, pers memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi yang objektif, membangun kesadaran masyarakat, serta mengawal kebijakan publik.

Pada tempat yang sama, Firdaus juga mengatakan SMSI akan memperingati Hari Pers Nasional (HPN) dan Hut SMSI.
“Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2025 ini, SMSI terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI. Hal ini, sangatlah penting untuk mensukseskan Indonesia Emas 2045,” ujar Firdaus.

Pada pertemuan ini, Firdaus juga kembali menyampaikan “Keanggotaan perusahaan media siber di Indonesia yang tergabung di SMSI terus meningkat. Anggota SMSI yang sebelumnya tercatat 2.681 perusahaan media siber, kini sudah mencapai 2700 lebih. Dan Perwakilan SMSI yang tersebar di tiap Provinsi dan Kabupaten/kota di Indonesia. Selain itu, SMSI juga memiliki badan otonom dalam bentuk organ sayap yaitu Forum Pemred, Millennial Cyber Media, dan lembaga hukum LKBH” ujar Firdaus.

“Badan otonom SMSI ini, merupakan amanat AD/ART dengan begitu, Badan otonom bisa bertambah sesuai kebutuhan. Termasuk dalam waktu dekat, pada rakernas akan datang direncanakan kami, akan membentuk organ sayap yang berbasis masyarakat sebagai pembaca media,” terangnya.

Firdaus menegaskan kolaborasi antara insan pers dan TNI, dapat mengukuhkan pertahanan negara, mengingat komitmen SMSI sebagai portal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). SMSI percaya, kolaborasi antara insan pers dan TNI dapat mengembalikan pers sebagai organ pertahanan nasional, “Untuk mencapai Indonesia Emas 2045. SMSI terus memperjuangkan penataan ulang pers Indonesia, sebagai Pers Pancasila,” tegas Firdaus.

Pada kesempatan tersebut, Deputi I Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Kol. Czi. Asep Sugiharto, SE, MM, ikut menyampaikan “inovasi teknologi sebagai bagian dari tulang punggung pertahanan Negara. Salah satu fokus utama dalam akselerasi pertahanan nasional adalah pengembangan teknologi. Teknologi mutakhir, seperti kecerdasan buatan (AI), sistem pertahanan siber, dan drone militer” kata Asep.

Dalam perbincangan itu disebutkan, sistem keamanan siber nasional juga diperkuat untuk mengantisipasi meningkatnya risiko serangan siber terhadap infrastruktur vital, seperti jaringan listrik, sistem perbankan, dan fasilitas komunikasi.

“Selain teknologi, pemerintah juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam sistem pertahanan nasional. Program ketahanan masyarakat berbasis komunitas terus digalakkan untuk memperkuat kesadaran nasionalisme dan solidaritas sosial,” ujar Asep.

Asep juga menyampaikan “Ketahanan masyarakat adalah garis pertahanan pertama dalam menghadapi ancaman internal maupun eksternal. Oleh karena itu, pendidikan kebangsaan, pelatihan tanggap darurat, dan penguatan nilai-nilai Pancasila menjadi prioritas utama” ungkap Asep.

“Kolaborasi lintas sektoral menjadi urgen, kolaborasi lintas sektoral termasuk sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil, dalam menciptakan sistem pertahanan yang tangguh. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertahanan nasional yang adaptif dan berkelanjutan. Dalam era modern ini, pertahanan bukan hanya tugas militer, melainkan tanggung jawab bersama. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama dalam satu visi untuk melindungi kedaulatan negara.
Meski telah menunjukkan kemajuan, akselerasi pertahanan nasional tidak luput dari tantangan. Keterbatasan anggaran, infrastruktur teknologi yang belum merata, serta ancaman geopolitik global menjadi hambatan yang harus diatasi. Kita harus tetap optimistis bahwa dengan sinergi yang kuat antar pemangku kepentingan, Indonesia dapat mewujudkan pertahanan nasional yang multi dimensi dan mampu menghadapi berbagai ancaman global di masa depan,” Urai Asep

Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman menyambut baik kunjungan Ketum SMSI Firdaus bersama jajarannya. Jendral TNI (Purn) Dudung Abdurachman selanjut berfoto bersama dengan jajaran pengurus SMSI Pusat di kantor barunya sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional di gedung Sekretariat Negara RI

Pada ahir pertemuan, Dudung menyampaikan “SMSI itu ada dimana-mana. Saya ke daerah pasti ada SMSI. Untuk itu saya minta agar SMSI harus tetap solid dan SMSI terus meningkatkan peran aktifnya di dunia pers, sehingga SMSI dapat menjadi mitra trategis pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045” tandas Dudung.

Pada ahir pertemuan, disepakati finalisasi pembahasan materi akan dilaksanakan ahir Januari. Kemudian dilanjutkan dengan foto bersama. (*)