PUSARAN.CO – Bencana tsunami yang melanda Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, akhir Desember 2018 menyebabkan banyak sektor, termasuk pariwisata, harus berjuang keras untuk mengembalikan keadaan. Usaha tersebut pada akhirnya mulai membuahkan hasil, meski belum optimal.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan sektor wisata di Provinsi Banten, khususnya wisata pantai, mulai menggeliat pasca tsunami, yang tercermin dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) di sejumlah hotel berbintang, yang mulai dipenuhi wisatawan domestik.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Bambang Widjonarko, menyebutkan pada Januari 2019 TPK hotel berbintang mencapai 49,92 persen, atau turun 2,03 poin dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 51,92 persen.
Namun pada bulan Februari mencapai 53,31 persen, atau naik 3,39 poin dibanding bulan Januari.
“Pada bulan Januari mengalami penurunan yang diduga masih disebabkan dari adanya dampak tsunami di wilayah Pandeglang dan Kabupaten Serang sehingga tidak ada yang mau mengadakan kegiatan ataupun menginap di sekitar wilayah tersebut,” katanya.
“Namun pada bulan Februari 2019, hotel-hotel di sekitar wilayah tersebut sudah kembali didatangi wisatawan, terutama wisatawan domestik, yang terlihat pada libur hari raya Imlek,” imbuhnya.
Hal inilah, ia melanjutkan, yang menyebabkan TPK pada bulan Februari 2019 kembali meningkat.
Berlangsungnya kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) sejak awal tahun juga menjadi salah satu faktor penting.
Mengingat adanya hari libur keagamaan di bulan Maret 2019, yakni hari raya Nyepi, maka TPK satu bulan ke depan diperkirakan akan mengalami peningkatan, namun hari libur tersebut diprediksi tidak akan mampu mendongkrak kenaikan TPK secara signifikan.
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) gabungan (asing dan Indonesia) pada hotel berbintang di Banten selama Januari 2019 tercatat sebesar 1,29 hari atau turun 0,02 poin dibanding bulan sebelumnya yaitu 1,31 hari.
Dilihat dari asal tamu hotel, penurunan ini utamanya disebabkan oleh RLMT Indonesia yang turun 0,27 poin.(dispar.bantenprov.go.id)