Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun menghadiri kegiatan Launching Produk Pariwisata Kesehatan sekaligus Opening Branch Office Digital Hospital Bali, yang berlokasi di Jalan Drupadi Nomor 4, Seminyak, Denpasar, Bali.
Dalam sambutannya, Tjok Bagus Pemayun menyatakan, bahwa Pemerintah Provinsi Bali mendukung penuh upaya Digital Hospital yang ingin menjadikan Bali sebagai pusat destinasi pariwisata kesehatan dunia.
Sebagai simbol atas dukungan tersebut, Tjok Bagus Pemayun bersama Founder Digital Hospital, M Hasan Gaido, dan CEO Digital Hospital, Putro S Muhammad menandatangani prasasti bertuliskan Bali Destinasi Wisata Kesehatan Dunia.
Tjok Bagus Pemayun menyampaikan bahwa pasca pandemi prilaku pariwisata akan berubah cukup signifikan, dimana wisatawan tidak hanya mempertimbangkan aspek keamanan dan kenyamanan, tapi juga aspek kesehatan.
“Ini adalah tantangan yang akan dihadapi sektor pariwisata, khususnya Bali di masa mendatang. Dan kita cukup beruntung, karena Digital Hospital hadir di Bali, sebagai salah satu jawaban atas tantangan tersebut,” kata Tjok Bagus Pemayun.
Selain itu, Tjok Bagus Pemayun menilai, kehadiran Digital Hospital di Bali akan semakin mendiversifikasi sektor pariwisata Bali dengan produk unggulan pariwisata kesehatan.
“Sekali lagi kami sangat mengapresiasi hadirnya Branch Office Digital Hospital Bali dengan produk unggulan health tourism (pariwisata kesehatan). Kami yakin ini akan menjadi magnet baru bagi sektor pariwisata Bali,” tuturnya.
“Kami mewakili Pemerintah Provinsi Bali mengucapkan terimakasih kepada Gaido Group yang telah melahirkan Digital Hospital di Bali. Tentu saja kita akan berkolaborasi untuk mewaujudkan Bali sebagai pusat wisata kesehatan dunia,” sambungnya.
Sementara itu, Founder Digital Hospital sekaligus CEO Gaido Group, Hasan Gaido mengutarakan bahwa pengembangan sektor pariwisata kesehatan mutlak harus dilakukan di Indonesia.
Berdasarkan data yang ada, 2 juta lebih orang Indonesia bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan layanan wisata kesehatan, dan menyedot devisa negara sebesar Rp97 triliun setiap tahunnya.
“Fakta ini tentu sangat memilukan, karena Indonesia sejatinya memiliki semua syarat untuk menjadi destinasi wisata kesehatan dunia. Kita punya destinasi wisata yang sangat kaya, indah, dan mengaggumkan. Bahkan Bali sudah dikenal seluruh dunia, tapi sayangnya sektor kesehatan kita masih belum cukup memadai,” jelas Hasan Gaido.
“Oleh karena itulah Digital Hospital bersama dengan Pemerintah Pusat dan Daerah harus segera memperbaiki sektor pariwisata kesehatan nasional, dan itu dimulai di Bali. Kebetulan Bali juga akan menjadi tuan rumah KTT Presidensi G20 November mendatang, ini pasti memberi nilai tambah yang luar biasa,” kata Hasan Gaido.
Di samping itu juga, Hasan Gaido menegaskan bahwa hadirnya Digital Hospital di Bali merupakan bentuk dukungan mereka dalam mensukseskan Presidensi G20 Indonesia yang mengangkat tema Recover Together, Recovers Stronger.
“Dua dari tiga isu utama yang digaungkan Indonesia dalam Presidensi G20 itu sangat relevan dengan fokus Digital Hospital, yaitu Infrastruktur Kesehatan Global dan Transformasi Digital. Kami pasti mendukung,” tutur Hasan Gaido.
Ia pun mengaku sangat terbuka untuk bekerja sama dengan pihak manapun. Hasan Gaido menyakini, peluang bisnis yang dijalani Digital Hospital merupakan jawaban atas berbagai persoalan saat ini dan masa depan.
“Kesehatan dan digitalisasi adalah dua isu yang akan sangat berkembang di masa depan. Oleh karena itu saya selaku Founder Digital Hospital dan juga CEO Gaido Group sangat terbuka untuk bersinergi, dan siap menjadi mitra investasi di Indonesia,” pungkas Hasan Gaido.
Turut hadir dalam acara Opening Branch Office Digital Hospital, Ketua Umum Insan Pariwisata Indonesia (IPI) I Gede Susila Wisnawa , Perwakilan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Ketua Umum Komite Pengusaha Mikro Kecil Menegah Indonesia Bersatu (KOPITU), Yoyok Pitoyo, Perwakilan Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (Perdaweri), Perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, dan beberapa mahasiswa kesehatan.
Hadir pula jajaran direksi 5 Digital, perusahaan telemedicine asal Singapura, warga negara Malaysia, Singapura, Jerman, Finlandia serta beberapa tamu undangan lainnya.