JAKARTA – Bertempat di Aula Gedung 2 Lapas Kelas I Cipinang Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, telah diselenggarakan kegiatan Pelatihan Penguatan Perspektif Korban Terorisme bagi Petugas Lapas. Kamis (23/06/2022).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ini bertujuan untuk memperkuat perspektif korban terorisme di kalangan petugas Lapas (selain Wali Napiter) dalam menangani WBP terorisme serta memperkaya pemahaman terkait terorisme dan dampaknya di kalangan petugas Lapas dengan materi-materi yang dibutuhkan dalam menangani WBP terorisme.
Kegiatan pelatihan ini mengikutsertakan sebanyak 35 orang, diantaranya 25 orang petugas Lapas Kelas I Cipinang, 3 orang petugas Lapas Kelas IIA Salemba, 2 orang petugas Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta dan 5 orang petugas Ditjen PAS.
Dihadiri secara langsung, sekaligus membuka kegiatan pelatihan, Thurman SM Hutapea selaku Direktur Pembinaan Narapidana & Latihan Kerja Produksi pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menyampaikan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Revitalisasi Pemasyarakatan, Ditjenpas diamanahkan dan dituntut untuk menyelenggarakan program pembinaan yang lebih baik. Hal ini dilakukan salahsatunya melalui pembinaan khusus bagi narapidana berisiko tinggi, termasuk napiter.
Menurut Thurman, petugas Pemasyarakatan harus memiliki keterampilan khusus agar program pembinaan, deradikalisasi, dan persiapan menuju reintegrasi bisa berjalan dengan baik dan efektif dalam lingkungan yang aman dan tertib. Selain itu, hubungan yang efektif antara petugas dengan napiter akan berkontribusi secara signifikan terhadap keselamatan dan keamanan petugas, napiter, dan masyarakat, serta mendukung keberhasilan program pembinaan.
Hal senada dan dukungan serta ucapan terimakasih disampaikan oleh Ka. Lapas Kelas I Cipinang, Tonny Nainggolan. “Dalam konteks ini, peran petugas Lapas sangat penting untuk membina atau membimbing WBP terorisme, sehingga kapasitas mereka harus terus ditingkatkan. Oleh sebab itu, saya pribadi selaku Ka. Lapas beserta segenap jajaran Lapas Kelas I Cipinang sangat mendukung adanya program pelatihan ini,” ujar Tonny.
“Sehubungan dengan hal tersebut, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Yayasan AIDA yang sudah memberikan perhatian khusus kepada kami dengan mengadakan pelatihan ini. Tentunya harapan kami dengan diadakannya pelatihan pada hari ini dapat meningkatkan semangat, pengetahuan, dan pemahaman kami dalam menangani Warga Binaan Terorisme sehingga dapat mewujudkan keberhasilan pembinaan Warga Binaan Terorisme di Lapas,” Tutup Kalapas Cipinang Tonny Nainggolan dalam sambutannya.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk seminar sehari ini turut dihadiri secara langsung oleh Direktur AIDA, Hasibullah Satrawi yang juga turut menghadirkan narasumber Ahli Jaringan Terorisme, Solahudin, Wali Narapidana Terorisme (Napiter) Lapas Kelas I Surabaya, Bambang Sugianto, mantan napiter, Mukhtar Khairi, serta dua penyintas terorisme, Nurman Permana dan Susi Afitriyani. Mereka saling berbagi pengalaman dampak buruk dan kerugian yang disebabkan oleh paham radikalisme dan ekstremisme kekerasan.
(Red)