PUSARAN.CO– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa mengelola perekonomian ke depan membutuhkan upaya secara komprehensif. Peluang mulai dari sektor teknologi hingga berbagai isu yang melingkupinya harus terus dioptimalkan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pernah tumbuh negatif 13 persen. Namun sekarang, selama beberapa tahun ini sudah mampu stabil tumbuh positif di angka 5 persen.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan Keynote Speech pada Dialog Ekonomi bertajuk “Prospek Ekonomi dan Kebijakan Fiskal 2019”. Acara ini adalah hasil kerjasama Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia-China / Lembaga Indonesia Tiongkok (LIT) dengan Lembaga Kerjasama Perpajakan dan Kepabeanan (LKPK) di Auditorium Universitas Tarumanegara Kampus .
“Kita constantly hadapi situasi dinamis di luar dan dalam, dan situasi bisa positif dan negatif. Ini bukan manajemen konstan. Flexibilty, agility penting untuk hadapi, situasi berubah cepat. Dunia hadapi ancaman climate change (perubahan iklim). Ini berbagai faktor yang harus kita masukkan dalam desain policy terutama kebijakan fiskal,” jelas Menkeu.
Menkeu juga menyebutkan saat ini gini ratio Indonesia sudah mencapai 0,38 di mana angka ini membaik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ini mencerminkan Indonesia yang tak hanya pertumbuhan ekonomi terjaga tetapi juga merata dan inklusif.
Lebih lanjut, Menkeu menegaskan 3 hal kunci yang tak bisa diabaikan. Di antaranya, infrastuktur, SDM, dan institusi. Fokus pada tahun ini ialah investasi pada pembangunan kualitas manusia.
“Kenapa invest di human capital? Indonesia sudah mencapai maximum capacity. Kapasitas tumbuh bisa terjadi apabila upgrading kemampuan produksi, maka infrastuktur dibangun dan teknologi inovasi meningkat. (Itu) Prasyarat negara high income country,” tambah Menkeu.(sumber:kemenkeu.go.id)