Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menggelar Pembinaan Tahap II International Physics Olympiad (IPhO) pada 22 April s.d. 1 Mei 2025 di Bandung, Jawa Barat. Pembinaan ini diadakan guna membentuk tim nasional Indonesia dalam menghadapi ajang IPhO ke-55 di Paris, Prancis pada 17 s.d. 25 Juli 2025 mendatang. Peserta pembinaan IPhO merupakan para siswa-siswa pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA/MA/Sederajat bidang Fisika tahun 2024 yang diundang oleh Puspresnas, Kemendikdasmen.

Kepala Puspresnas, Kemendikdasmen, Maria Veronica Irene Herdjiono, memberikan semangat kepada para peserta pembinaan IPhO. “Motivasi yang tinggi mengikuti pembinaan ini juga menjadi modal besar yang penting agar pada ajang IPhO nanti bisa memberikan prestasi dan kebanggaan untuk negara kita,” katanya pada Senin (21/4) lalu.

“Buktikan adik-adik bisa menjadi bagian delegasi IPhO dan berprestasi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” lanjut Irene.

Baca Juga

Sebanyak 10 peserta didik yang mengikuti Pembinaan Tahap II IPhO 2025 adalah Arkaan Javier dari MAN 2 Kota Malang, Bagasmora Andreo Sibarani dari SMAS Darma Yudha Pekanbaru, Daffa Virwandy dari SMA Negeri 17 Palembang, Gusti Komang Abhika Atmaja SMA Kesatuan Bangsa DI Yogyakarta, Jericho Liantono dari SMAS Sutomo 1 Medan, Kevancea Ikea Djunaedi dari SMAS BPK 1 Penabur Bandung, Mikha Clementius Togamulia Butar Butar dari SMAS Kristen 7 BPK Penabur DKI Jakarta, Muhammad Dakita Arfa Alfaritsi dari MAN 2 Kota Malang, Muhammad Rakha Naufal Maulana dari SMA Negeri 1 Kota Serang, dan Muhammad Satria Alfahri dari SMA Ignatius Global School (IGS) Palembang.

Para peserta pembinaan diberikan materi pembekalan yang komprehensif oleh enam orang pembina yang merupakan para akademisi/pengajar dari beberapa instansi, yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada. Peserta juga mendapatkan materi praktikum yang diberikan oleh tim dari lab fisika dasar Institut Teknologi Bandung. Para pembina memberikan materi yang mengacu pada silabus ajang IPhO tahun 2025.

Sebagai penguatan materi, peserta juga mengerjakan tes harian secara intensif dan tes komprehensif. Selanjutnya, dilakukan pembahasan tes agar peserta lebih memahami dan mendalami setiap materi yang diberikan pembina. Para peserta juga mengikuti tes psikologi untuk melihat kemampuan, potensi mereka, mengukur motivasi, dan kesiapan dalam menghadapi ajang internasional.

Sementara itu Tim Pembina IPhO 2025 yaitu, Triyanta dari Institut Teknologi Bandung, Fikri Taufik Akbar Sobar dari Institut Teknologi Bandung, Budhy Kurniawan dari Universitas Indonesia, Rinto Anugraha NQZ dari Universitas Gadjah Mada, dan Getbogi Hikmawan dari Institut Teknologi Bandung.

Mewakili Tim Pembina IPhO 2025, Triyanta, menjelaskan berbagai materi telah diberikan secara intensif kepada para peserta selama jalannya pembinaan. “Materi yang diberikan disesuaikan dengan silabus IPhO dengan tingkat kesulitan atau kedalaman setingkat Sarjana dan bahkan ada yang setingkat Pascasarjana. Materinya adalah konsep-konsep penting fisika dan diberikan di kelas. Para siswa juga dibawa ke laboratorium fisika di ITB untuk dilatih melakukan praktikum,” jelas Triyanta.

“Kita optimis semua siswa mendapatkan medali,” tambah Triyanta.

Kemudian, Muhammad Rizqie Arbie selaku pembina praktikum IPhO, berharap melalui pembinaan ini para peserta akan siap menjadi bagian tim Indonesia pada ajang IPhO 2025. “Kami berharap melalui pembinaan ini mereka jadi matang dan siap untuk berkompetisi di IPhO nanti,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Muhammad Rakha Naufal Maulana dari SMA Negeri 1 Kota Serang, berujar bahwa mengikuti pembinaan IPhO merupakan langkah penting dalam perjalanan prestasinya untuk bisa membela tanah air di Ajang Talenta Internasional. “Pembinaan ini merupakan satu-satunya cara saya untuk bisa membela negara Indonesia,” tegasnya.

“Yang pasti saya mempelajari materi-materi fisika tingkat lanjut, disiplin, dan kerja keras. Kemudian, bagaimana caranya kita bisa berkolaborasi dengan teman-teman sesama pelatnas untuk satu tujuan yang sama,” tambah Muhammad Rakha.

Siswa lainnya, Daffa Virwandy dari SMA Negeri 17 Palembang, menerapkan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam selama mengikuti pembinaan IPhO. “Intinya adalah kedisiplinan, yaitu berawal dari bangun pagi, beribadah, berolahraga, sarapan sekaligus makanan sehat yang bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Dalam pembinaan ini kita dibentuk dalam menghadapi tekanan apapun,” jelas Daffa.

“Saya mendapatkan banyak materi sehingga bisa mengeksplorasi dan mempelajari berbagai hal. Saya berharap dapat menjadi salah satu wakil Indonesia di ajang IPhO,” kata Daffa.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kevancea Ikea Djunaedi dari SMAS BPK Penabur Bandung, “Pembinaan ini sangat penting banget karena aku bisa belajar memecahkan masalah, belajar teori, eksperimen, dan bisa kenal siswa-siswa hebat lainnya dari seluruh Indonesia serta mendapat ilmu baru dari dosen-dosen hebat dari berbagai Universitas,” kata Kevancea.