Ajang Talenta Internasional tingkat pendidikan menengah yaitu International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) akan digelar pada Agustus tahun ini. Untuk itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menyelenggarakan Pembinaan IOAA pada 21 s.d. 30 April 2025 di Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini dilakukan untuk menyeleksi dan mempersiapkan tim Indonesia dalam menghadapi ajang IOAA 2025 di Mumbai, India.

Pembinaan ini diikuti sebanyak 24 siswa dari 32 siswa yang diundang. Mereka berasal dari para pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) jenjang SMA/MA/Sederajat bidang Astronomi tahun 2024. Kegiatan pembinaan sebagai langkah seleksi dan persiapan menghadapi IOAA tahun ini diselenggarakan untuk menghasilkan lima siswa terbaik yang nanti akan mewakili Indonesia.

“Ini menjadi langkah penting adik-adik untuk bisa berprestasi jauh lebih tinggi di ajang internasional khususnya IOAA. Terima kasih kepada adik-adik yang telah bersedia hadir mengikuti pembinaan dan juga kepada para pembina,” ujar Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kemendikdasmen, Maria Veronica Irene Herdjiono, saat dimintai keterangannya, Kamis (1/5).

Baca Juga

Peserta Pembinaan IOAA 2025, di antaranya Jasper Rexx Putra Cakra dari SMAS Kharisma Bangsa Kota Tangerang Selatan, Nicholas Tanuardja dari SMAS Sutomo 1 Medan, Arya Hari Wicaksana dari SMA Negeri 8 Yogyakarta, Obel Otsman Syabana dari SMA Negeri 1 Manggar Kepulauan Bangka Belitung, Muhammad Isio Araya dari MAN Insan Cendekia OKI Sumatera Selatan, Muhamad Labib Khairullah dari SMA Negeri 1 Kota Malang, Novin Raushan dari SMA Kesatuan Bangsa D.I Yogyakarta  Yogyakarta, Maulana Habibie Alghifari dari MAN Insan Cendekia Kota Batam, Darren Maverick Jap dari SMAS 1 Kristen BPK Penabur  DKI Jakarta, Winston Bernardo Halim dari SMAS Darma Yudha Pekanbaru, dan Joey Sugi Nugroho dari SMA Katolik St. Louis 1 Jawa Timur.

Selanjutnya ada Nathan Gabriel Winoto dari SMAS Kristen 5 BPK Penabur DKI Jakarta, Raditya Ilham Dwi Sutrisno dari MAN 2 Kota Malang, Faiz Haydar Akmal dari MAN Insan Cendekia Serpong, Zizou Athoillah Putra Gunawan dari MAN Insan Cendekia Kota Batam, Sebastian Dikko Daniswara dari SMA Negeri 3 Yogyakarta, Fayyadh Alireza Ashadi dari MAN Insan Cendekia Serpong, Adinda Ilmi Mubarrokah dari MAN Insan Cendekia Pasuruan, Joanna Stevia Chandrasaputra dari SMAS Global Prestasi Jawa Barat, Sharen Johana Lie Kimbal dari SMAS Kristen Eben Haezar Sulawesi Utara, Aulia Keisya Pawestri    dari SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Aila Syifa dari MAN 2 Pekanbaru, Yazeira Andini Maheswari dari SMP Semesta 2    Jawa Tengah, dan Bening Saoma Palupi dari SMA Kesatuan Bangsa D.I. Yogyakarta.

Selama pembinaan, para peserta dibekali materi terkait bidang Astronomi dari para narasumber dan pembina. Selain mengerjakan tes awal dan tes akhir, di ruang kelas hampir setiap hari mereka diberikan tes akademik sebagai model pendalaman materi bagi mereka. Tak ketinggalan, aktivitas observasi dan tes praktikum yang dilakukan di gedung Center for Advanced Sciences (CAS) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sesi observasi yang diikuti para peserta dari sore hingga larut malam ini penting bagi peserta. Melalui sesi ini, para peserta mendapatkan materi tentang bagian struktur teleskop yang rumit dan materi terkait cara pengoperasian teleskop. Tak kalah menarik juga, para peserta diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi pengamatan benda langit secara langsung baik melalui teleskop maupun melalui planetarium mini.

Selain sesi observasi, para peserta juga mendapatkan sesi ekskursi ke Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sesi kunjungan ini membuat para peserta mendapatkan pengetahuan baru melalui pengamatan langsung di lapangan. Kunjungan ini sekaligus memberikan mereka kesempatan untuk menikmati suasana dan pemandangan di tengah padatnya jadwal materi dan ujian.

Para peserta tampak sangat antusias saat diberi penjelasan dari para peneliti yang bertugas mengenai sejarah dan cara kerja Teleskop Refraktor Ganda Zeiss berukuran raksasa di Rumah Koepel atau Rumah Kubah yang ikonik. Di kompleks Observatorium Bosscha tersebut, para peserta juga diajak berkeliling mengamati jenis teleskop lain dan mengamati langsung matahari melalui teleskop dan kacamata filter.

Hakim L. Malasan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB sebagai pembina tim IOAA menilai para peserta memiliki semangat yang tinggi untuk bisa menjadi bagian dari delegasi Indonesia yang akan dikirim ke Mumbai, India dari 11 s.d. 21 Agustus 2025 mendatang. “Meski dengan waktu persiapan yang sangat terbatas tapi dengan semangat para peserta, saya optimis Indonesia bisa mendapatkan medali di sana,” tegas Hakim.

Hakim menambahkan ajang internasional IOAA tahun ini akan diikuti lebih dari 55 negara. Tidak mudah bagi Indonesia menghadapi kompetisi ini. Namun, sudah sepantasnya Indonesia memiliki target tinggi untuk meraih medali emas di sana.

Ia berpesan agar para peserta bisa mengikuti kegiatan pembinaan dengan baik dan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin. “Motivasi yang tinggi mengikuti kegiatan pembinaan ini juga menjadi modal besar yang penting agar pada ajang nanti bisa memberikan prestasi dan kebanggaan untuk negara kita,” ujarnya.
Jasper Rexx Putra Cakra dari SMAS Kharisma Bangsa, Kota Tangerang Selatan menceritakan pengalamannya selama mengikuti kegiatan pembinaan ini. Ia merasa senang bisa bertemu dan belajar bersama dengan para peserta dari kota lain. “Senang rasanya bisa bertemu dengan teman-teman lain dan melakukan observasi di luar kelas,” ungkap Jasper.

Peserta lainnya, Adinda Ilmi Mubarrokah mengungkapkan harapannya tahun depan ia masih mendapatkan kesempatan mengikuti ajang IOAA apabila tahun ini dirinya tidak bisa mewakili Indonesia, tahun depan masih ada kesempatan bagi dirinya. “Terima kasih juga kepada para pembina yang sudah membimbing dan memberikan materi pendalaman buat kami,” ujar siswa dari MAN Insan Cendekia, Kab. Pasuruan ini.