PUSARAN.CO – Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Arif Rahman Hakim meminta pedagang dan pengembang revitalisasi pasar Kranji Baru di Bekasi Barat bersinergi, saling mendukung.
Hal itu disampaikan dalam menanggapi gejolak yang terjadi dalam revitalisasi pasar Kranji Baru yang terjadi akhir-akhirnya, seperti penyegelan kios dan reaksi lainnya, baik dari pengembang maupun pedagang.
“Kuncinya, agar revitalisasi segera selesai harus bersinergi, karena dari empat pasar tradisional yang dilakukan pembenahan, Pasar Kranji tertinggal dibanding tiga tempat lainnya,” ungkap Arif, Senin (18/7/2022).
Dikatakan, revitalisasi dikerjakan pengembang dan sistemnya investasi, bukan dibangun melalui dana APBD Kota Bekasi. Ada persyaratan, baik kepada pedagang maupun pengembang.
Salah satu kesepakatan yang tertuang dalam PKS tersebut, kewajiban pedagang membayar down payment (DP) setelah menempati kios di TPS yang disediakan pengembang. Tapi disisi lain, pengembang juga harus mempercepat proses pembangunan agar pedagang tidak terlalu lama berada di TPS.
“Pengembang itu investasi bagaimana mereka bisa saling bersinergi, saya menilai antara pengembang dan pedagang belum sinkron. Karena masih terus terjadi gejolak,” tegas Politisi PDI Perjuangan ini.
Menanggapi soal pengosongan sejumlah kios di TPS, Arif meminta pengembang membuka jalur komunikasi, jangan sampai membuat kesulitan para pedagang. Tentunya ada koridor batasan-batasan.
Diketahui, pengembang telah melakukan penutupan ratusan kios di TPS Pasar Kranji. Penutupan tersebut karena para pedagang yang telah menempati kios belum membayar DP 0-5 persen sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam PKS revitalisasi.
Bahkan pada Sabtu 16 Juli kemarin, sejumlah pedagang menggelar aksi protes untuk menolak pengosongan atau penutupan kios di Pasar Kranji Baru di bagian bawah yang telah diisi ratusan pedagang. (Adv-Setwan)