LUMAJANG – Letusan yang menjulang sekitar 600 meter menandai kembalinya erupsi Gunung Semeru. Gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini melontarkan material vulkanik dari puncaknya sejak Sabtu (112/2023) WIB.
Sigit Rian Alfian, Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, dalam laporan tertulisnya menyampaikan terjadi erupsi Gunung Semeru dengan letusan sekitar 600 meter di atas puncak atau sekitar 4.276 mdpl.
“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 89 detik. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur,” katanya Gunung Sawur Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Aktivitas Gunung Semeru pada Sabtu, periode 00.00-06.00 WIB, tercatat secara visual gunung api terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah hingga berawan, dan angin lemah ke arah utara.
Pengamatan kegempaan tercatat 21 kali gempa letusan dengan amplitudo 16-22 mm, dua kali gempa embusan dengan amplitudo 5-9 mm, dan tiga kali gempa vulkanik dengan amplitudo 10-15 mm.
Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi sejumlah rekomendasi yang telah disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” ujarnya.
“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. (*)