Jakarta – Di era teknologi informasi dan telekomunikasi yang terus berubah, media massa harus mampu melakukan perubahan agar kehadirannya tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat. Di tengah gempuran disrupsi teknologi, media cetak tetap mendapatkan pembaca asalkan ada perubahan dalam isi dan penyajian yang sesuai dengan kebutuhan masyatakat.

“Jangan pernah puas dengan keadaan yang sudah kita capai,” kata Presiden Komisaris (Preskom) Beritasatu Media Holdings (BSMH) Enggartiasto Lukita pada perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-24 Majalah Investor, Selasa (20/09/2022). Ulang tahun Majalah Investor jatuh pada tanggal 16 September.

Baca Juga
Komisaris Utama BeritaSatu Media Holdings (BSMH) Enggartiasto Lukita (lima dari kanan) bersama CEO BeritaSatu Media Holdings (BSMH) Rio Abdurachman (lima dari kiri), Deputy CEO BeritaSatu Media Holdings (BSMH) Anthony Wonsono (kanan), Pemimpin Redaksi Investor Daily Primus Dorimulu (empat dari kanan), Pemimpin Redaksi Majalah Investor Frans Imung (dua dari kanan) dan jajaran manajemen Beritasatu Media Holdings saat syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) Majalah Investor ke 24 di Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Berada dalam satu ekosistem yang sudah terbentuk, Majalah Investor akan tetap hadir melayani pembaca lewat laporan mendalam yang disajikan setiap bulan. Majalah Investor adalah salah satu media di bawah bendera BSMH. Produk BSMH lainnya adalah Investor Daily, Beritasatu TV, Investor.id, dan Jakartaglobe.id.

Majalah Investor mampu bertahan di tengah perubahan, kata CEO BSMH Rio Abdurachman, karena segmen pembaca yang tepat. Majalah Investor menjadi referensi investasi para pelaku pasar. “Usia 24 Majalah Investor menunjukkan bahwa kedalaman tidak bisa dikalahkan oleh kecepatan. Kecepatan tidak bisa mengalahkan kedalaman,” ujar Rio.

Rio Abdurachman.

Ke depan, kata Rio, kecepatan membantu kedalaman, dan keduanya tidak boleh saling membunuh, melainkan saling melengkapi. Ekosistem yang sudah terbentuk harus bisa dimanfaatkan oleh semua media yang ada di BSMH untuk bertumbuh, memberikan kontribusi kepada masyarakat.

Majalah Investor lahir pada masa krisis, 1998, saat ekonomi minus 14%, inflasi 70%, kurs Rp 16.000 per dolar AS, suku bunga 60%, dan PDB per kapita US$ 650. Ibarat bayi yang lahir pada masa krisis, demikian Rio, Majalah Investor mestinya memiliki kemampuan untuk tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat pembaca.