Presiden Terpilih Donald Trump telah menunjuk Pete Hegseth, seorang pembawa acara Fox News dan veteran militer, sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, karena Hegseth bukanlah kandidat yang diperkirakan tim Trump sebelumnya.
Beberapa sumber menyebut bahwa Trump memiliki hubungan yang lama dengan Hegseth dan menganggapnya ‘cerdas’ serta terkesan dengan karier militernya. Trump juga menghargai latar belakang militer Hegseth dan kisah pengabdiannya yang tertuang dalam buku miliknya.
Nama Hegseth awalnya tidak masuk dalam daftar kandidat untuk posisi ini, tetapi Trump merasa kesulitan menentukan pilihan yang tepat. Trump bahkan sempat mempertimbangkan Hegseth untuk memimpin Departemen Urusan Veteran pada masa jabatan pertamanya, namun membatalkannya karena diperkirakan sulit mendapatkan persetujuan dari Senat.
Keputusan Trump untuk memilih Hegseth sebagai Menteri Pertahanan ini menandakan perubahan besar dari pilihannya pada masa jabatan pertama, saat ia menunjuk Jenderal bintang empat, James Mattis, dan Sekretaris Angkatan Darat, Mark Esper, sebagai pemimpin Pentagon.
Hubungan Trump dengan Mattis dan Esper berakhir buruk, di mana Mattis mengundurkan diri setelah Trump mengumumkan penarikan pasukan dari Suriah, dan Esper dipecat setelah secara terbuka mengkritik Trump.
Banyak pejabat dan mantan pejabat Trump yang terkejut dengan pemilihan Hegseth, bahkan di antara yang tetap berhubungan dengan tim transisi. Salah satu pejabat menyebut langkah ini sebagai “kejutan besar” dan memperkirakan akan ada upaya untuk menjegal Hegseth.
Di sisi lain, pilihan ini mungkin akan memicu perselisihan dalam proses konfirmasi oleh Senat. Beberapa anggota Senat dari Partai Republik telah menyatakan keterkejutannya, termasuk Senator Alaska Lisa Murkowski dan Senator Todd Young dari Indiana, yang menantikan untuk mengetahui lebih banyak tentang visi dan kualifikasi Hegseth.
Dalam pernyataannya, Trump memuji catatan tempur Hegseth serta kiprahnya sebagai pembawa acara Fox News dan penulis buku terlaris.
“Pete telah menjadi pejuang sejati untuk Pasukan dan Negara,” kata Trump dalam pernyataannya, menambahkan bahwa dengan Hegseth memimpin, musuh-musuh Amerika harus waspada, dikutip dari CNN, Rabu 13 November 2024.
Hegseth, seorang veteran dengan pengalaman di Afghanistan dan Irak, telah lama menjadi penasihat informal bagi Trump. Meski sempat dipertimbangkan untuk berbagai posisi di pemerintahan pertama Trump, Hegseth selalu dilewati.
Kini, dengan Hegseth sebagai Menteri Pertahanan, Trump akan memiliki seorang loyalis yang memimpin lembaga yang kerap berselisih dengannya pada masa jabatan pertama.
Dalam buku terbarunya, The War on Warriors, Hegseth mengkritik upaya untuk mengizinkan wanita dalam peran tempur. Menurutnya, hal tersebut tidak membuat militer lebih efektif dan bahkan membuat pertempuran lebih rumit. Ia juga menentang program keberagaman militer, menyebut bahwa fokus utama seharusnya hanya pada kesiapan perang.
Dengan pengalaman panjangnya di militer dan peran publik di Fox News, Trump meyakini bahwa Hegseth akan menjadi sosok yang tepat untuk membentuk kembali kebijakan pertahanan AS, yang mencakup pendekatan baru terhadap konflik dengan Rusia, Tiongkok, Iran, serta Timur Tengah.