Prof. Dr. H. Syamsul Rijal, BA, M.Ag, Guru Besar Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry. (Foto/Cut Nauval d).

Untuk menjadi ilmuan yang unggul harus kebal terhadap kekecewaan, jangan berhenti melakukan riset dan percobaan untuk menemukan teori baru. Jangan bangga dengan material yang kita miliki apalagi dengan gelar jabatan yang sifatnya sesaat”

— Prof Syamsul Rijal —

Berbicara tentang filsafat mengajarkan banyak kebijaksanaan dalam hidup. Setiap kata-kata yang dikeluarkan seorang filsuf begitu penuh makna. Bahkan, beberapa di antara kata-kata filsafat tersebut juga mampu memotivasi dan menggerakkan hati. Wajar jika kata-kata tentang filsafat sering jadi sumber inspirasi.

Baca Juga

Profesor Syamsul Rijal adalah Guru Besar Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Dia salah satu sosok yang sangat menginspirasi, dengan berbagai pengalaman dan sumbangan pemikirannya yang luar biasa perihal kehidupan.

Prof Syamsul Rijal merupakan putra Asli Aceh Tenggara, lahir di Perapat Hulu, 30 September 1963. Meskipun lahir di pedesaan tak membuat semangatnya surut untuk menuntut ilmu dalam menggapai cita-citanya menjadi dosen. Saat ini beliau berdomisili di Lamgugob, Kota Banda Aceh, bersama Istrinya Hayani dan anaknya Akimal Mufardis.

Tahun 1987 Syamsul Rijal menamatkan sarjana bidang filsafat Islam di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, di kampus yang sama beliau melanjutkan program magisternya. Usai mendapatkan gelar magisternya pada tahun 1992, selanjutnya Syamsul Rijal memutuskan untuk menempuh program doktoral yang lulus pada tahun 2006 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tahun 2016 gelar profesor disematkan padanya sebagai Prof. Dr. H. Syamsul Rijal, BA, M.Ag.

Gelar guru besar memang menjadi ultimate goal hampir semua akademisi yang berkiprah di pendidikan tinggi, dan jabatan struktural merupakan suatu bentuk kepercayaan dari pimpinan universitas dan juga rekan sejawat. Namun bagi Prof Syamsul Rijal, gelar dan jabatan adalah tangung jawab yang perlu diimbangi dengan karya-karya nyata.

Syamsul Rijal selain sebagai pengajar juga aktif sebagai pembicara dalam seminar, simposium dan workshop berskala nasional. Beberapa karya ilmiah beliau telah dipublikasikan dalam jurnal/majalah dan menerbitkan buku.

Guru Besar Filsafat Islam yang hobi membaca dan jalan-jalan ini pun cukup produktif dalam menghasilkan karya di dunia literasi. Hasil pemikiran akademisnya sangat bermanfaat untuk masyarakat.

Terbukti sudah beberapa buku yang beliau tulis dan diterbitkan di antaranya berjudul Bersama Alghazali Memahami Filosofi Kejadian Alam, Syariat Islam dan Paradigma Kemanusiaan, Refleksi Kehidupan Social Masyarakat, Filsafat Umum, Pengantar Studi Khazanah Pemikiran Islam pada Kanvas Wawasan dan Kawasan, serta buku Pesan-Pesan Pembangunan Karakter.

Berbagai penelitiannya telah menghiasi dunia akademiknya, di antaranya Ushuluddin dan isu strategis di Aceh, Epistemologi Tauhid Al-Faruqi, Rekontektualisasi Konsep Ketuhanan Abd Smad Alpalimbani, Syariah dan Tasawuf pergulatan integratif kebenaran dalam mencapai tuhan, Religion, Theology and terrorism in Indonesia: Recontruction of Theoanthropocentric Theology, Sex workers’ religioousity and faith in god : case study on “Ayam Kampus” in East Java, Indonesia. khazanah pemikiran Islam, metode filsafat: alternative pemetaan realita kehidupan social keagamaan.

Karena kecintaannya di dunia tulis menulis, Prof. Syamsul Rijal sering membagi ilmu dan pengalamannya di platform website https://syamsulrijal.com/. Bahkan dia juga aktif menyebarkan inspirasinya melalui akun media sosialnya lewat tagar #SRJFilosofi dan #SRJMenalar. Menurutnya tulisan adalah rekam jejak, melalui tulisan meninggalkan sejarah dan pelbagai pesan kehidupan, setiap untaian kata akan bergaung sepanjang zaman.

“Atmosfir akademik yang perlu ditradisikan adalah menulis dan mempublikasikannya,” tutur Prof Syamsul Rijal dalam bincang-bincang dengan Waspadaaceh.com, belum lama ini.

Berbagai jabatan pernah diemban oleh sosok berkacamata ini, di antaranya pernah menjabat Ketua Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin pada tahun 1998-2000. Selanjutnya sebagai pembantu dekan bidang akademik Fakultas Ushuluddin tahun 2000-2008. Kemudian menjabat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin pada tahun 2012-2014. Hingga Prof Syamsul Rijal mendapat amanah menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Ar-Raniry pada tahun 2014-2018.

Selama menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Ar-Raniry, Prof Syamsul Rijal sukses menyelenggarakan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) tahun 2017 yang diikuti oleh 57 PTKIN se-Indonesia. Dia juga sukses menghantarkan UIN Ar-Ramiry sebagai juara umum, predikat ini diraih untuk pertama kali oleh UIN Ar-Raniry.

Prof Syamsul Rijal dipercaya sebaga tenaga ahli pengembangan SDM pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aceh, sebagai anggota pansel jabatan pimpinan tinggi Pemerintah Aceh tahun 2017. Kemudian sebagai ketua Pansel jabatan pimpinan tinggi Pemerintah Kabupaten Pidie pada tahun 2018, juga sebagai ketua tim bupati percepatan dan pembangunan Pemerintah Kabupaten Pidie.

Beliau tergabung dalam beberapa organisasi dan memiliki pengalaman kepanitiaan kegiatan hingga tingkat nasional. Prof Syamsul Rijal sangat aktif dan menduduki posisi strategis pada beberapa lembaga maupun organisasi, seperti sebagai pendiri Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuluddin (HIPIUS) sejak tahun 2008-sekarang. Dia juga pernah menjabat sebagai Sekjen Koprs Alumni IAIN Ar-Raniry pada tahun 2014-2018, Ketua FKUB Provinsi Aceh tahun 2013-2018, Ketua FAPSEDU Provinsi Aceh dua periode yakni 2014/2019 dan 2019/2024, dan beliau juga pernah menjadi Sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Orwil Aceh) pada tahun 2011-2015.

Prof Syamsul Rijal kerap mendapat penghargaan seperti dalam penganugerahan Satyalencana Karya Satya yang diberikan oleh presiden RI pada tahun 2014, dan tahun 2017 dia mendapat penghargaan tersebut kedua kalinya. Beliau juga mendapat lecana Dharma Bakti Kwarnas gerakan pramuka tahun 2016, dan pada tahun 2017 Prof Syamsul Rijal juga dinobatkan sebagai dosen berprestasi tingkat universitas.

“Sebagai dosen dibutuhkan konsistensi yaitu dalam hal menyeimbangkan berjalannya Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat),” ujarnya

Memaknai kata sukses, menurut Prof. Syamsul Rijal adalah bermanfaat bagi orang lain. Selain itu dalam pendidikan di era revolusi industri 4.0, menurutnya dibutuhkan keselarasan antara manusia dan teknologi informasi dalam rangka menemukan solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan berbagai persoalan, serta dapat menciptakan peluang yang kreatif dan inovatif untuk memperbaiki sektor kehidupan.

“Fase revolusi industri 4.0 merupakan tantangan terbesar yang akan dihadapi. Bukan hanya kualitas pendidikan, kedisiplinan dan profesionalisme, namun juga membangun karakter sangat dibutuhkan untuk menjadi bahagian dari generasi yang sukses di era 4.0 ini. Pentingnya karakter pribadi, karakter dalam pendidikan dan karir, karakter kepemimpinan serta membangun karakter pada nilai keluarga,” tutur Prof Syamsul Rijal.

“Untuk menjadi ilmuan yang unggul harus kebal terhadap kekecewaan, jangan berhenti melakukan riset dan percobaan untuk menemukan teori baru. Jangan bangga dengan material yang kita miliki apalagi dengan gelar jabatan yang sifatnya sesaat”.

Begitulah nasehat untuk pencari ilmu yang ditulis oleh Guru Besar Filsafat Islam Prof. Syamsul Rijal dalam bukunya berjudul Pesan-Pesan Pembangun Karakter. (Cut Nauval d)