Microsoft telah menganggarkan 80 miliar dolar AS (sekitar Rp1,3 kuadriliun) pada tahun fiskal 2025 untuk membangun pusat data yang dirancang khusus untuk menangani beban kerja kecerdasan buatan (AI), menurut sebuah posting blog perusahaan.

Raksasa teknologi tersebut berencana membangun pusat data berbasis AI untuk “melatih model AI dan menerapkan aplikasi berbasis AI serta cloud di seluruh dunia”.

Dari alokasi 80 miliar dolar AS tersebut, lebih dari setengahnya akan digunakan di Amerika Serikat, menurut Wakil Ketua dan Presiden Microsoft Brad Smith. Tahun fiskal 2025 Microsoft berakhir pada bulan Juni.

Baca Juga

“Ketika kami melihat ke masa depan, jelas bahwa kecerdasan buatan akan menjadi teknologi transformasional yang mengubah dunia. AI menjanjikan untuk mendorong inovasi dan meningkatkan produktivitas di setiap sektor ekonomi,” tulis Smith.

“Amerika Serikat berada di posisi terdepan dalam gelombang teknologi baru ini, terutama jika memperkuat keunggulannya dan menjalin kemitraan internasional secara efektif,” tambah dia seperti dikutip TechCrunch.

Pada April lalu, Microsoft dan OpenAI dilaporkan sedang dalam pembicaraan terkait pembangunan fasilitas pusat data yang akan memiliki superkomputer AI bernama Stargate.

Fasilitas tersebut diperkirakan menelan biaya lebih dari 100 miliar dolar AS (Rp1,6 kuadriliun) untuk dibangun. Namun, pada akhir tahun, Microsoft untuk pertama kalinya menyebut OpenAI sebagai “kompetitor” dalam laporan keuangan kepada SEC.

Permintaan listrik yang tinggi untuk mendukung teknologi AI diperkirakan akan meningkat pesat dalam beberapa tahun mendatang, yang berpotensi menyebabkan kekurangan daya untuk pusat data.