Jakarta – Pengamat Kepolisian Mohammad Dawam, yang juga Anggota Kompolnas periode 2020-2024, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden penembakan terhadap tiga anggota Polri saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025). Dalam peristiwa tersebut, tiga anggota Polri, yakni Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda M. Ghalib Surya Nanta, menjadi korban.
Dalam pernyataannya pada Sabtu (23/3/2025), Dawam menyampaikan belasungkawa dan doa bagi para korban. “Saya turut prihatin dan menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ujarnya.
Dawam menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan tindak pidana murni yang dilakukan oleh individu dan tidak boleh dianggap sebagai kesalahan institusi. Ia mengingatkan bahwa insiden ini tidak mencerminkan kebijakan kelembagaan baik dari Polri maupun TNI.
“Kasus ini jangan dijadikan isu kesalahan kelembagaan. Perilaku judi sabung ayam dan penembakan terhadap aparat penegak hukum adalah tindak pidana yang harus dipertanggungjawabkan secara hukum. Ini bukan representasi dari institusi, sehingga tidak seharusnya TNI dan Polri dijadikan korban dalam proses hukum yang sedang berjalan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dawam meminta agar aparat penegak hukum tetap fokus mengungkap kebenaran materiil dari dua tindak pidana utama dalam kasus ini, yakni perjudian sabung ayam serta penembakan terhadap aparat yang sedang bertugas. Ia menekankan bahwa proses hukum harus dilakukan secara transparan, akuntabel, dan berkeadilan.
Selain menyoroti penembakan terhadap anggota Polri, Dawam juga menanggapi isu yang berkembang di masyarakat terkait dugaan adanya aliran dana dari pengelola judi sabung ayam kepada oknum kepolisian di tingkat Polsek maupun pihak lain.
“Terkait informasi yang beredar mengenai dugaan setor-menyetor uang dari pengelola judi sabung ayam, hal ini perlu didalami lebih lanjut oleh pihak berwenang di masing-masing institusi. Jika terbukti ada keterlibatan oknum, maka harus diberikan sanksi tegas. Namun, jika tidak terbukti, maka hak-hak mereka harus diberikan secara proporsional,” tegasnya.
Dawam juga mengajak publik untuk terus mengawal jalannya kasus ini hingga ke pengadilan agar dapat diproses dengan transparansi dan keadilan yang maksimal.
Sebagai langkah pencegahan terhadap insiden serupa, Dawam mendorong agar Polri terus melengkapi anggotanya dengan body camera dan sarana penunjang lainnya untuk meningkatkan keamanan saat bertugas.
“Kejadian ini menjadi pengingat bahwa keselamatan anggota Polri yang bertugas di lapangan harus lebih diperhatikan. Penggunaan body camera dan alat pengamanan lainnya perlu diperkuat agar dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi mereka,” katanya.
Dawam juga mengimbau semua pihak agar tetap menahan diri dan tidak memperkeruh suasana dalam proses hukum yang sedang berjalan. Ia berharap agar publik tetap mengedepankan objektivitas dan mendukung proses hukum yang sedang berlangsung baik dalam aspek etik maupun pidana.
“Di bulan suci Ramadhan ini, saya berharap agar bangsa Indonesia diberikan kekuatan dalam menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. Kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi masyarakat luas tentang pentingnya penegakan hukum terhadap judi sabung ayam dan perlindungan bagi aparat penegak hukum,” tutupnya.
Dawam juga menekankan pentingnya koordinasi dan sinergitas antara TNI dan Polri dalam menghadapi berbagai tantangan di lapangan. “Sinergitas kelembagaan harus tetap dijaga agar masyarakat tetap merasakan kehadiran negara dalam menjaga keamanan dan ketertiban,” pungkasnya.