PUSARAN.CO – Tokoh Pers Banten, Firdaus tadi pagi, Rabu (10/7), menjenguk Nadjmudin Busro di RS Kencana Serang, ruang Wijaya Kusuma 1. Nadjmudin Busro, dikenal sebagai tokoh masyarakat Banten yang berpengetahuan luas.
Dalam perbicangan bersama Firdaus, dituturkan Nadjmudin, sakitnya karena diabet, siang ini ibu jarinya akan segera di operasi, tetapi dia tidak bersedia jarinya diamputasi tetapi hanya daging di seputar jarinya saja yang diperbolehkannya.
“Saya tidak mau jari saya di potong, tetapi saya hanya minta di ambil dagingnya saja,” ujar Nadjmudin Busro.
Namun, kedatangan Firdaus, nampak membuat Nadjmudin bersemangat dan berapi-api. Untuk sesaat, Nadjmudin nampak melupakan sakitnya.
“Sudah tiga tahun lebih kita tidak bertemu, mengapa kamu menghilang,” ucapnya sambil duduk memeluk Firdaus.
Nadjmudin Busro menuturkan, berkisar tahun 2004, Firdaus bersama almarhum Gaos Adhom meminta dirinya untuk menjadi Ketua Dewan penasehat, sekaligus bersama menjadi pendiri Islam Protestan.
“Awalnya saya ragu, tetapi melihat latar belakang militansi aktifis Islam ini, saya bismillah. Indonesia perlu anak-anak muda yang suka protes. Ketika kondisi negara seperti ini, saya sering ingat Firdaus dan Gaos. Karena kondisi seperti ini kita harus memperkuat TNI dan pemuda yang memiliki keberanian menyatakan sikap dan melawan, yang kelak dapat berhadapan dengan komunis,” tutur Nadjmudin.
Komunis itu bahaya, apalagi sambung Nadjmudin, komunis yang kini langsung dari Cina.
“Saat ini kita seperti mengulangi jejak yang dulu belum dituntaskan, yaitu poros Jakarta, Peking, Pyongyang Hanoi,” pungkas Nadjmudin Busro. (red)