JAKARTA – Pablo Benua buka-bukaan apa yang dialaminya di dalam Rutan Cipinang. Pablo Benua tidak menampik di dalam penjara ada pelanggaran, tapi hal itu tidak dilegalkan.
“Soal peredaran narkoba di dalam, gue nggak memungkiri itu. Tidak menampik itu. Dari tahun jebot, stigma masyarakat itu ada. Saya tidak menampik itu. Cuma, itu tidak dilegalisasi oleh petugas, bahkan oleh oknum,” kata Pablo Benua dalam testimoni di channel YouTube Reyben Entertainment, Jumat (5/5/2023).
Testimoni itu dibuat menanggapi polemik penjara yang dilontarkan Tio Pakusadewo. Pablo menilai masyarakat harus melihat permasalahan di dalam penjara secara utuh, tidak parsial. Sebab, banyak usaha menyelundupkan narkoba ke dalam penjara tetapi banyak yang diungkap sipir.
“Ini pengalaman pribadi gue di Rutan Cipinang. Berkali-kali, ngelihat dengan mata kepala gue. Itu orang berusaha memasukkan narkoba, ketangkep ditindak. Benar-benar asli ditindak!” kata Pablo Benua tegas.
Kenapa narkoba ada di dalam?
“Penjagaan di sana ada 40 orang, satu regu jaga. Mengawasi 4.000 orang, bahkan lebih,” jawab Pablo Benua.
Warga binaan dan penghuni rutan pun berlatar belakang berbagai kejahatan. Dari kasus pembunuhan, begal, perampokan, pencurian, hingga penipuan. Bila di luar saja bisa menipu, tentu mereka bisa melakukan berbagai upaya aga bisa memasukkan narkoba.
“Artinya, di luaran saja bisa menipu, untuk menipu polsus nggak sulit deh karena polsus juga kan manusia,” ungkap Pablo Benua.
Pablo Benua mengaku pernah mencoba menyuap sipir penjara Rp 200 juta agar bisa keluar penjara lebih cepat pada akhir 2020 agar bisa merayakan tahun baru di luar. Tapi upaya itu ditolak petugas Rutan.
“Saya ketemu Kasi Yantah (Pelayanan Tahanan) Pak Zulheri Siburian. ‘Pak, minta tolong agar bisa tahun baru. Gue siapin Rp 200 juta,” kisah Pablo Benua.
Namun Zulheri menolak upaya penyuapan itu. Pablo Benua lalu kembali ke selnya. Menjelang tahun baru, Pablo Benua dipanggil Zulheri bila sudah tiba masanya asimilasi.
“Saya bawa itu duit. Tapi dia tidak diterima. Dia bilang ‘bagi kami, harta paling berharga adalah manusia merasa menjadi manusia di dalam kehidupannya’,” ungkap Pablo Benua menceritakan apa yang disampaikan Zulheri.
Pablo Benua berharap masyarakat bisa membedakan antara Jeera Foundation dan unit bisnis di lapas. Jeera adalah yayasan dengan pembina Yamitema Laoly (putra Menteri Yasonna Laoly). Yayasan Jeera memberikan pendidikan ke para warga binaan berupa pelatihan, pendidikan, hingga konseling.
“Jeera itu yayasan. Benar, anaknya Pak Yasonna ada di Jeera sebagai pembina. Jeera adalah sebagai yayasan, bukan yang mengelola bisnis. Kalau yang mengelola bisnis itu koperasi bukan Jeera. Koperasinya itu macam-macam. Tidak ada hubungannya dengan Jeera. Jeera itu bagus sekali,” kisah Pablo Benua yang dipidana dalam kasus ‘ikan asin’ dan dikenai UU ITE itu. (Red).