Bogor – Yayasan Tazkia Cendekia resmi melantik Rektor dan Wakil Rektor Institut Agama Islam (IAI) Tazkia periode 2023-2027 di Gedung Al Hambra Andalusia, Sentul, Kabupaten Bogor, pada Rabu (4/1/2023).
Dewan Pembina Yayasan Tazkia Cendekia mengukuhkan Ardhariksa Zukhruf Kurniulloh,M.Med.Kom sebagai rektor.
Owner Yayasan Tazkia Cendekia, Dr.M.Syafi’i Antonio berharap dengan adanya pergantian rektor regenerasi ini dapat mencapai target selama periode menjabatnya rektor dan wakil rektor baru.
“Jadi harapan kita kurang lebih ada sekitar 6 target, pertama target besar bagaimana kita di universitas kemudian kita embracing digital, kemudian bisa menjadi universitas rujukan serta memberikan manfaat yang maksimum kepada mahasiswa,” katanya.(4/1)
Lanjut untuk Tager spesifik, dirinya menginginkan adanya pencapaian peningkatan jumlah mahasiswa, meningkatkan proses belajar mengajar kepada mahasiswa dan meningkatkan kualitas pengikat siswa dari rektor 100 sampai 700 bahkan menjadi guru besar.
“Kita juga berharap agar bisa lebih dekat dengan industri agar bisa lebih memilih kita. Dan kita juga ingin mengambil mahasiswa asing agar dapat melanjutkan program hingga ke tingkat internasional, karena kita sudah menyiapkan program bahasa Inggris dan terakhir target kita bagaimana kita naik dari segi akreditasi,” harapnya.
Sementara itu Ardhariksa saat sambutannya menyebutkan bahwa dirinya akan menjalankan amanah yang diberikan kepadanya dengan penuh integritas dan optimisme untuk menjadikan IAI Tazkia menjadi lembaga pendidikan yang unggul dan berdaya saing tinggi.
“Kami akan menjalankan amanah yang sangat berharga ini. Saya memohon dukungan kepada semuanya di IAI Tazkia untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa,” katanya.(4/1)
Menurutnya ada lima poin utama yang akan ia lakukan selama menjalankan roda kepemimpinan di IAI Tazkia, yaitu penataan struktur organisasi, peningkatan pendapatan, mengadopsi paradigma pendidikan formal, penguatan kolaborasi ekosistem, dan mengedepankan kerja sama.
Kegiatan pelantikan itu dirangkaikan dengan acara serah terima jabatan dengan Rektor IAI Tazkia periode 2017-2022, Assoc.Prof. Dr. Murniati Mukhlisin.
Sementara, Ketua I Yayasan Tazkia Cendikia sebagai Ketua Panitia seleksi pansel calon rektor IAI Tazkia Dr Ahmad Mukhlis Yusuf menjelaskan bahwa pendaftaran Bakal Calon Rektor Institut Tazkia 2023-2027 dibuka sejak 18 Oktober hingga 18 Nopember 2022.
Ia menyampaikan bahwa penjaringan Bakal Calon Rektor Tazkia ini dilakukan secara terbuka dan transparan baik kepada internal Sivitas Institut Tazkia maupun dari kalangan eksternal Tazkia dengan harapan mendapatkan kandidat-kandidat terbaik Bakal Calon Rektor Tazkia 2023-2027.
Setelah masa penjaringan Bakal Calon Rektor dilakukan, Panitia Pemilihan Rektor melanjutkan tahapan berikutnya dengan memilih Calon Rektor Tazkia melalui Senat Institut Tazkia sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Yayasan Tazkia Cendekia sebagai Pemberi Mandat.
Ditempat yang sama rektor Institut Agama Islam (IAI) Tazkia sebelumnya, Murniati menyampaikan saat dirinya menjabat dari periode 2017-2022 telah membantu peningkatan pendidikan di Institut Agama Islam Tazkia.
“Dulu sekolah ini adalah sekolah tinggi sekarang sudah menjadi Institut di tahun 2019, kemudian status akreditasi kampus yang tadinya C alhamdulilah sekarang sudah menjadi akreditasi B. Kemudia dari jumlah mahasiswa juga alahmdulilah naik dari waktu ke waktu, dan juga program studi yang baru berjalan,” katanya.
Dirinya juga menuturkan bahwa pihaknya telah mendapatkan penghargaan nasional sebagai kampus ekonomi syariah paling aktif, dan penghargaan internasional sebagai kampus terbaik dalam menyediakan program studi ekonomi dan keuangan syariah.
“Kemudian juga sering mendapatkan kepercayaan memberikan orasi-orasi ilmiah, baik dalam negeri maupun luar negeri. Saya juga alhamdulilah menjadi wakil misi perdamaian dari Indonesia ke Kabul, Afghanistan, dan juga mendapat penghargaan sebagai wanita paling berpengaruh di bidang ekonomi dan keuangan syariah tiga tahun berturut-turut,” tuturnya.
Bukan hanya itu dirinya juga berhasil menjalankan kerja sama nasional dan internasional, salah satunya beasiswa sebesar 105 miliar 5 tahun terakhir ini, dan juga ada bantuan hibah yang kita dapat dari pembangunan kampus maupun pusat halal, dan lain-lain dan alhamdulillah tidak ada ruislah
“Tentu saja yang belum tercapai adalah visi misi, transformasi menjadi universitas belum dilakukan, kemudian kita ingin kampus Alif ini menjadi kampus wakaf dan juga tata kelola harus ada perbaikan – perbaikan baik itu di bidang operasional, yayasan maupun kampus. Kemudian perluasan-perluasan kampus,” tandasnya.
(Humas Tazkia)