PUSARAN.CO – Dalam rangka Peringatan sumpah pemuda dan hari pahlawan dengan tema “Peran Pemuda Papua Dalam Menjaga dan Merawat NKRI”, Lembaga P3IT bekerjasama dengan IKAMI Cabang Jayapura, Senin (16/11/20) menggelar diskusi webinar zoom.
Moderator Dinda selaku aktivis perempuan UIN Jakarta menjelaskan bahwa diskusi berjalan lancar dengan narasumber , Dr. H. Mustading Taggala, S.Psi,.M,Si (Kemenpora RI), Halik Rumkel (Ketua PW GP Ansor Maluku, Papua dan Papua Barat), Hardi Arifianto (Ketua Badko HMI Papua dan Papua Barat), serta Kaharuddin (Ketua PB PMII).
Keynote Speaker, Dr. H. Mustading Taggala,.S.Psi, mengungkapkan, kepemimpinan itu adalah bagian dari terintegrasi yang harus dimiki oleh kita semua baik secara personal maupun institusional guna menopang artikulasi yang terus berkembang.
“Secara paraler kita harus membangun kemampuan diri kita secara personal, maupun kemampuan organisasi kita secara komunal, atau komunitas-komunitas yang kita miliki,” ujarnya.
“Rekan-rekan di papua sudah tidak lagi waktunya mengatakan kami tidak layak bersaing karena kami tinggal di Papua,” imbuh Mustading Taggala.
Sekarang, lanjut Mustading, hampir semua orang bisa belajar dari berbagai macam tempat belajar dapat mengakses informasi dimanapun berada, bisa kursus dibelahan manapun berada, dengan informasi teknologi seperti yang ada seperti sekarang ini.
“Kita tahu sekarang banyak anak muda kita yang tinggal di pedesaan tapi bisa menghasilkan trobosan,” ucapnya.
Mustading menegaskan, identitas tetap dibutuhkan dan rekan-rekan di Papua yang sudah melek technologi seperti anak muda yangg ada di Sulawesi selatan yag bekerja di Banker, begitu juga anak muda depabel yang ada di malang, Jawa Timur.
“Sekarang ini bukan lagi dilihat asal usulnya, tetapi kemampuan yang dimilikinya, identitas tidak bisa dilepaskan tetapi berkompetensi adalah keharusan,” pungkasnya.
Lebih jauh Mustading menjelaskan, konsep kepemudaannya yaitu, UU No. 40 tahun 2009 tentang kepemudaan, memberikan batasan itu umur 16 sampai 30 tahun.
“Jadi yang di provaid yang dilayani oleh kementerian pemuda dan olah raga itu dari 16 – 30 tahun. Apakah orang-orang diluar 16-30 tahun tidk dilayani Kemempora? tidak juga. kemempora memberikan pelayanan perioritas 16-30 tahun, tetapi tdk menyampingkan usia diatas 16 atau 30 tahun,” tuturnya.
“Rekan-rekan di papua tidak lagi dilihat asal – usulnya, dari santani atau entah dari Papua Barat, Sorong, tidak lagi dilihat begitu. Tetapi yang dilihat apakah dia mampu atau tidak, nah mampu atau tidak ini bahwa ekosistem lingkungan eskternal menjadi penentu, atau lingkungan disekitar kita menjadi pendorong, tetapi jauh lebih mendukung arah perkembangan kita adalah diri kita sendiri,” papar Mustading menambahkan.
Selain itu, Halik Rumkel Ketua PW GP Anshor Maluku, Papua Barat, dan Papua, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, yang perlu dievaluasi bersama adalah peran pemuda Papua apakah masih pada relnya ?, Apakah peran pemuda papua masih pada bingkai Kesatuan Republik Indonesia ?,
“Semua komponen bangsa harus melihat papua dari kacamata nasional
Papua tidak lagi dipertanyakan apakah masih berada dalam lingkup NKRI. Narasi seperti ini sudah saatnya dihilangkan, karena Papua adalah bagian dari NKRI,” katanya.
Ketua Umum Badko HMI Papua dan Papua Barat Hardi Arifianto menerangkan, perkembangan pemuda Papua selama ini sudah cukup mumpuni. Pemuda Papua dan Papua Barat sudah banyak mengisi kemerdekaan di tingkat nasional serta ikut mengabdi dan Kedepan hal ini perlu dipertahankan.
Sementara itu Kaharuddin selaku Ketua PB PMII menegaskan, Indonesia adalah Negara yang unik, terdapat banyak pemuda-pemuda cerdas yang berkontrubusi untuk kemerdekaan Indonesia. Hari ini tidak bisa lagi memandang remeh atau memarjinalkan bahwa setiap daerah yang tertinggal, sedikit akses, tidak bisa meretas kepemimpinan nasional.
“Artinya megara ini semua orang punya Hak, semua wilayah punya hak yang sama dan komposisi kabinet hari ini juga diisi oleh orang – orang yang mewakili dari daerah. Yang penting hari ini pemuda berkontrubusi, baik itu ide, gagasan, pemikiran untuk kemajuan Indonesia,” pekiknya.(Roby Ghobriz).