PUSARAN.CO– Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Ida Fajar Priantono, Ph.D memaparkan era perkembangan perpustakaan hingga era industri 4.0. Hal itu diungkapkannya saat Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan 2019 di sesi paralel khusus di Ruang Kunthi, Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (15/03/2019).
Menurutnya, perpustakaan era kini harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan teknologi informasi yang semakin unggul.
“Exponensial tidak kelihatan tumbuh dengan cepat di awal, karena tidak banyak orang tertarik. Setelah terjadi pertumbuhan eksponensial banyak perkembangan digitalisasi. Hampir semua lini melakukan digitalisasi dan disrupsi terjadi, lalu bagaimana perpustakaan? Perpustakaan juga harus berbasis tekhnologi,” kata Ida Fajar.
Perubahan terjadi dan menggantikan kebiasaan-kebiasaan lama termasuk di Perpustakaan. Perubahan tersebut juga membuat seseorang memiliki perubahan perilaku individu era kini yang serba digital dan mengandalkan tekhnologi.
Ditambahkan Ida Fajar, perubahan perpustakaan awalnya hanya fokus pada software, lalu pada sumber digital hingga mengubahnya menjadi perpustakaan digital, dan berkembang menjadi komputerisasi, automasi perpustakaan melalui penyediaan wifi, penyediaan listrik, penerapan standar baru kepustakawanan dan lain sebagainya. Namun sayangnya semua perubahan tersebut masih disajikan dengan gaya lama atau ‘in the old ways’.
“Perpustakaan tidak sekedar memberikan pengetahuan, juga bisa membuat pengetahuan dengan memanfaatkan kemajuan tekhnologi, dengan fasilitas berbasis tekhnologi, misalnya akses yang every day, every where (setiap saat, setiap waktu), dan website masih tidak produktif, ‘ngga ada orangnya’, ada sih yang sudah memanfaatkan teknologi tapi masih pakai cara lama ‘in the old ways’,” papar Ida Fajar.
Diakhir, Ida Fajar berpesan agar pustakawan dan perpustakaan dapat mengadopsi dan menyesuaikan dengan cara baru sesuai perkembangan teknologi dengan memahami kebutuhan pemustaka yang berubah misalnya gaya belajar dan memahami yang berubah (Learning style). Hal ini dapat dilakukan dengan mendesain perpustakaan model baru.(rls)